Seporsi sop lidah Lamuru bersama nasi putih. (Foto: Iskandar Achmad/gosulsel.com)

Sop Lidah Setengah Abad di Jalan Lamuru

Selasa, 08 September 2015 | 12:11 Wita - Editor: Nilam Indahsari -

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Makan enak di Makassar seperti tak ada habisnya. Apalagi menikmati makanan khas Makassar yang satu ini: Sop Lidah Lamuru. Komposisi utama sop ini adalah lidah dan daging sapi.

Sop Lidah Lamuru sudah ada sejak 50 tahun silam. Pemilik dan peracik bumbu pertamanya adalah seorang keturunan etnis Tionghoa bernama Jong. Ia mulai menjual hasil olahan lidah sapinya di pinggir Jalan Lamuru, sebelah timur Masjid Raya, Makassar.

pt-vale-indonesia

Usaha sop ini kemudian bergulir ke tangan Hania, warga setempat, yang dulu merupakan pemilik rumah yang dikontrak oleh Jong. Kini, usaha ini telah mencapai generasi ketiga yang dikerjakan oleh Muh. Isna, Rina, dan Risma Nilawati yang merupakan cucu-cucu Hania. Mereka bertiga hampir tiap hari berjibaku meracik resep Jong dan menjajakannya di bawah tenda di pinggir jalan, tetap di tempat semula.

Kedua cucu Hania yang kini melanjutkan usaha sop lidah Lamuru. (Foto: Iskandar Achmad/gosulsel.com)

“Bumbu yang kita gunakan adalah bumbu dari racikan turun-temurun dan kita pertahankan sejak dulu,” kisah Risma yang tak mau buka rahasia racikan bumbunya.

Sop yang selalu disajikan hangat dan diberi pelengkap irisan daun seledri dan taburan bawang goreng ini, dihargai Rp 27 ribu semangkuk. Dan dalam sehari warung ini bisa memasak daging hingga 30 kilogram dan 15 kilogram lidah sapi.

Halaman 2
Tampak depan warung sop lidah Lamuru. Warung ini telah membuka cabang di tempat lain. (Foto: Iskandar Achmad/gosulsel.com)

Tampak depan warung sop lidah Lamuru. Warung ini telah membuka cabang di tempat lain. (Foto: Iskandar Achmad/gosulsel.com)

Agar teksturnya tak alot lagi dan tepat tersaji pada jam 9 setiap pagi, daging dan lidah sapi sop ini dipotong-potong kecil dan dimasak sehari sebelumnya.

“Kita ingin sop lidah dan daging benar-benar empuk supaya enak kalau dikunyah,” kata Risma kepada GoSulsel.com yang ditemui di tenda usahanya, Selasa (26/8/2015).

Sedangkan kuahnya dibuat kental oleh aneka bumbu yang dalam hirupan pertama saja terasa sangat kuat aromanya. Aroma bumbu juga membubung ke kepala tiap kali daging dikunyah.

Para pelanggan sop lidah Lamuru. (Foto: Iskandar Achmad)

Para pelanggan sop lidah Lamuru. (Foto: Iskandar Achmad)

Rasa dan cara memasak daging dan lidah sapi, menurut Risma, membuat Sop Lidah Lamuru berbeda dengan sop lidah lain sehingga banyak orang menyukainya. Hal ini diakui oleh salah seorang pelanggannya.

“Semua orang senang termasuk saya sendiri karena tidak ada bau amis dan dagingnya juga empuk,” ujar Kiki, yang sedang asyik menikmati santapan sop lidahnya.

 

Reporter: Iskandar Achmad – GoSulsel.com


Sop Lidah Lamuru4
Para pelanggan sop lidah Lamuru. (Foto: Iskandar Achmad)
Sop Lidah Lamuru2
Tampak depan warung sop lidah Lamuru. Warung ini telah membuka cabang di tempat lain. (Foto: Iskandar Achmad/gosulsel.com)
Sop Lidah Lamuru3
Kedua cucu Hania yang kini melanjutkan usaha sop lidah Lamuru. (Foto: ISkandar Achmad/gosulsel.com)

LIHAT JUGA