Melukis Matryoshka adalah Waktu Meditasi Shanti Yani

Minggu, 27 September 2015 | 14:50 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Nilam Indahsari - GoSulsel.com

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Tak jauh dari Hirakata Park, Kyoto, Jepang, terdapat sebuah toko bernama Sugar Bird. Di salah satu sudut toko itu terpajang boneka matryoshka Daruma berseri merah yang dilukis tangan. Daruma adalah representasi dari Bodhidharma. Ia adalah seorang biksu asal India yang pertama kali menyebarkan ajaran Budha di wilayah Jepang.

Matryoshka Daruma itu dikerjakan oleh Shanti Yani Natsir. Saat itu, Kyoto seperti dialasi karpet putih yang begitu dingin. Di jalan-jalan setapak, mahkota bunga-bunga sakura pun masih terlihat kuncup di dahannya.

Foto: Dokumentasi pribadi

Foto: Dokumentasi pribadi

Melukis matryoshka telah dilakoni perempuan kelahiran Sorowako, 4 April 1980, ini sejak tahun 2012. Waktu itu, ia melihat matryoshka atau babushka yang belum dilukis milik adiknya sedang menganggur.

“Karena bentuk kepala matryoshka-nya waktu itu agak kotak, saya pikir lucu juga kalau dibuat keluarga Bugis-Makassar,” kenang Shanti kepada GoSulsel.com, Sabtu (26/09).

Lantas, jadilah prototype matryoshka Shanti yang ditajukinya “Baso-Besse Family”. Matryoshka yang merupakan simbol dari Rusia dan kulturnya lantas berubah jadi gambaran kultur Bugis di tangannya. Boneka-boneka prototype itu dibalut baju adat Bugis-Makassar formal seperti jas tutup dan baju bodo.

Halaman 2
Foto: Dokumentasi pribadi

Foto: Dokumentasi pribadi

Awalnya, Shanti hanya ingin memproduksi boneka matryoshka bertema Bugis untuk souvenir. Tapi yang terjadi malah, para pemesan ingin dibuatkan matryoshka versi keluarga mereka memakai kimono sebagai kenang-kenangan.

“Awalnya toh mau ka bikin souvenir khas Makassar dengan tema Baso-Besse ini. Tapi dalam perjalanannya lebih banyak yang tertarik dibuatkan matryoshka versi keluarga mereka (customized matryoshka). Kebanyakan teman-teman yang tinggal atau pernah tinggal di Jepang, semuanya pilih dilukisin dalam kostum kimono,” tutur pengagum seniman cat air Chihiro Iwasaki ini.

Sebelum melukis matryoshka, Shanti lebih dulu telah banyak melukis, mulai dari yang menggunakan cat minyak hingga cat air yang terkenal kerumitannya. Ia pun sempat vakum saat mengurus kedua bayi kembarnya.

Foto: Dokumentasi pribadi

Foto: Dokumentasi pribadi

Sekarang, di sela-sela kesibukannya mengurus keluarga, ia selalu menyempatkan diri bermain cat acrylic untuk membuat boneka matryoshka dari kayu Rusia berkualitas premium.

“Awalnya kan hanya iseng saja, mengobati kerinduan melukis, setelah sekian lama rehat karena ngurusĀ  bayi kembar. Selain mengobati kerinduan akan melukis, juga dapat kepuasan batin. Saat melukis itu juga akhirnya saya pake untuk semacam waktu buat meditasi setelah seharian penuh hectic,” kisah perempuan yang beralamat maya perduliar.com ini.

 

Reporter: Nilam Indahsari – GoSulsel.com


Shanti Yani2
Foto: Dokumentasi pribadi
Shanti Yani2
Foto: Dokumentasi pribadi
Shanti Yani
Foto: Dokumentasi pribadi
Shanti Yani4
Foto: Dokumentasi pribadi

LIHAT JUGA