APTISI Tana Luwu Gagas Kurikulum Lokal Budaya

Kamis, 07 April 2016 | 19:48 Wita - Editor: Syamsuddin - Kontributor: Hidayat Ibrahim - GoSulsel.com

Ia mengungkapkan bahwa Wija To Luwu harus meniru bangsa Jepang dalam beberapa aspek pelestarian sejarah dan nilai budaya. Kasim Alwi menegaskan bahwa kemajuan Jepang  sebagai salah satu raksasa ekonomi dunia ditopang salahsatunya karena mereka tidak pernah lupa sejarah dan budayanya.

pt-vale-indonesia

“Kita berharap melalui kurikulum ini, kita bisa kembali menelusuri kebesaran Luwu. Dahulu kita punya karya sastra I La Galigo yang sudah mendunia. Dulu kita punya cendekiawan To Accae Luwu. Dan kita dulu merupakan salah satu kerajaan terbesar dari Kaukus Tellumpoccoe. Nilai sejarah dan budaya ini harus kembali menjadi identitas kita,” tegas Kasim Alwi.

Saat ini, tambahnya, telah dibentuk Badan Kerjasama Pembangunan Tana Luwu (BKPTL). Melalui badan ini, kerjasama pembangunan wilayah Tana Luwu didorong bersama, tanpa melihat batas wilayah administrasi.  Termasuk pengembangan nilai-nilai budaya semacam ini.

Workshop ini menghadirkan Rektor UNCP, Suaedi, mantan Kepala Bappeda Kota Palopo yang menyusun kurikulum Sejarah dan Nilai Budaya Luwu, H Muchtar Basir, dan Datu Luwu XL, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau.(*)

Halaman: