#

Setelah Datu Luwu, Giliran Mantan Sekjen PB IPMIL Raya Puji Konsistensi IYL

Selasa, 31 Oktober 2017 | 16:08 Wita - Editor: Baharuddin - Kontributor: Eki Dalle - Gosulsel.com

Luwu, GoSulsel.com – Setelah Datu Luwu Andi Maradang Mackulau serta sejumlah aktivis asal tana Luwu memberi apresiasi atas keteguhan sikap Ichsan Yasin Limpo (IYL) mempertahankan komitmen, kini giliran mantan Sekretaris Jenderal PB Ikatan Pemuda Mahasiswa Luwu (IPMIL) Raya, Rival Pasau yang angkat bicara.

Menurut Rival, sebagai bija to Luwu, sepantasnya kita memberikan penghargaan kepada IYL yang tak bergeming untuk mengganti Andi Mudzakkar (Cakka) sebagai pasangan, sekalipun banyak rayuan dari elit politik tertentu jelang tahapan pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

“Tentu sikap ini sebagai bentuk penghargaan terhadap Pak Cakka dan upaya menjaga marwah Bija To Luwu,” terang Rival, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (31/10/2017).

Mahasiswa pasca-sarjana di salah satu perguruan tinggi di Makassar ini menambahkan, apa yang ditunjukkan IYL dalam menjaga komitmen, memang sepantasnya dilakukan oleh para pemimpin, maupun para kandidat. Sebab, seorang pemimpin harus mencerminkan konsistensi dan komitmen terhadap apa yang diucapkan.

“IYL yang sejak dulu dikenal sebagai Mr Komitmen telah menunjukkan hal tersebut kepada kita semua. Dan sikap IYL yang tidak mempermalukan bija to Luwu sudah selayaknya dibayar tuntas oleh Bija To Luwu,” tegas pemuda asal Kabupaten Luwu Utara ini, meyakinkan.

Sehari sebelumnya, IYL yang sejak awal sudah memastikan maju bersama Cakka, kembali mempertegas sikapnya untuk menjawab rumor mengenai kabar rayuan elit politik mengganti pasangan. Bagi Punggawa, julukan yang disematkan ke IYL, lebih baik tidak maju daripada harus mengganti Cakka.

“Saya bisa saja menerima permintaan itu (mengganti pasangan) jika hanya ingin memburu jabatan atau kekuasaan. Tetapi biarlah saya tetap memilih untuk tidak mempermalukan dan mengecewakan Andi Mudzakkar beserta keluarga dan pendukung, sekaligus memperlihatkan budaya dan jatidiri Punggawa orang Bugis, Makassar, Toraya, Luwu, dan Mandar, yaitu taro ada taro gau. Satu kata, satu perbuatan,” tandas Punggawa.

Atas pernyataan IYL yang konsisten tidak mengikuti jejak Nurdin Abdullah mengganti Tanribali Lamo, tidak sedikit tokoh dan komunitas memberi pujian dan apresiasi. Mereka menilai, sikap tersebut patut dijadikan pembelajaran, bahwa integritas dan idialisme tetap segala-galanya. Bukan karena ambisi politik, harga diri digadaikan.(*)


BACA JUGA