Gelar Safari Ramadan, PPDI Enrekang & PerDIK Canangkan Desa Ramah Difabel

Selasa, 12 Juni 2018 | 19:24 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Citizen Reporter

Enrekang,GoSulsel.com – Pengurus Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Enrekang dan Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PerDIK) Enrekang menggelar Safari Ramadan di desa Malalin, Kecamatan Cendana, Senin (11/6/2018).

Kegiatan yang dipusatkan di Masjid Al Qadar, dusun Malalin ini juga dirangkaikan aneka lomba yang diramaikan oleh puluhan anak-anak Taman Pendidikan Alquran (TPA) setempat. Seperti lomba Adzan, Tadarruz, hapal surat pendek. 

Ketua PPDI Enrekang Faluphy Mahmud mengatakan kegiatan ini sebenarnya bertujuan untuk memperlihatkan kepada masyarakat bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi untuk melakukan kebaikan dan berbagi kebahagiaan. 

“Dengan keterbatasan kami. Kami ingin memperlihatkan bahwa kami juga bisa. Harapan kami dapat motivasi masyarakat bahwa kami saja yang punya keterbatasan bisa melakukan ini, ” kata Faluphy. 

Selain itu, PPDI juga mengumumkan program “Desa Ramah Difabel” di Enrekang. Program ini dimaksudkan untuk mengajak warga untuk menggandeng tangan penyandang disabilitas, memberi mereka akses-akses untuk membantunya dalam kehidupan sehari-hari.

“Desa ramah difabel dimaksudkan agar warga terus memberi edukasi kepada penyandang difabel, memberi akses dan kepedulian kepada mereka. Memotivasi dan tidak lagi mengucilkannya. ” ujarnya.

Faluphy mengatakan, pihaknya akan membuat sejumlah desa peduli kepada orang yang berkebutuhan khusus ini. Untuk periode awal menyisir wilayah Selatan Enrekang.

“Kita sudah dapat izin dan dukungan dari pejabat setempat, ” ujarnya.

“Di Enrekang jumlah penyandang disabilitas ada sekitar 2000an orang lebih menurut data Sensus 2010. Itu akan bertambah lagi bila dilakukan pendataan ulang, ” sambungnya. 

Kegiatan Safari Ramadan PPDI Enrekang dan PerDIK ini berlangsung meriah. Pengumuman pemenang lomba langsung usai Salat Magrib dan langsung penyerahan hadiah, berupa piala, sertifikat dan uang pembinaan. 

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan salat isya dan tarawih bersama dimana para difabel sendiri yang mengisi acara, seperti pembacaan alquran oleh difabel buta dengan menggunakan alquran braile dan ceramah tarawih yang dibawakan oleh Agussalim, salah satu penyandang difabel daksa di Enrekang.

Kegiatan yang didukung oleh para penggiat Pencinta Alam dan komunitas fotography di Enrekang ini berakhir dengan agenda sahur bersama di rumah salah satu warga Malalin.(*)


BACA JUGA