Akreditasi Faskes di Makassar, Kemenkes RI Kunjungi Puskesmas Toddopuli

Jumat, 03 Agustus 2018 | 19:34 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Indra Ahmad - Go Cakrawala

Makassar, GoSulsel.com — Kementerian Kesehatan kembali melakukan penilaian terhadap Puskesmas di Makassar. Kali ini Puskesmas Toddopuli menjadi sasaran penilaian untuk akreditasi. 

Hal ini terlihat saat tim penilai akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) Kementerian Kesehatan mengunjungi Puskesmas Toddopuli Makassar, Jalan Pengayoman Makassar. 

“Sini sudah bagus yang pertama dari sisi gedungnya itu sudah sesuai dengan Permenkes 75 tahun 2014 manajemen Puskesmas ibu hamil wajib harus seperti sebelumnya harus membuat dari segi SDM nya kalau sesuai dengan Permenkes Puskesmas ini,” kata Ketua tim penilai akreditasi FKTP Kemenkes RI, Apris, di Makassar, Jumat (3/8/2018).

Apris menjelaskan penilaian ini perlu dilakukan untuk melihat kinerja pelayanan kesehatan ditingkat daerah khususnya di puskesmas di Makassar. 

“Dikatakan bermutu maka perlu ada penilaian selama ini kan puskesmas merasa bahwa mereka sudah bekerja dengan maksimal penilaian itu dilakukan oleh masyarakat. Puskesmas katakan bahwa itu maksimal tetapi masyarakat belum tentu itu maksud oleh karena itu perlu ada penilaian hasil dari penilaian ini akan ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan melalui lembaga komisi akreditasi jadi kami bertiga tingkat  hanya melakukan penilaian bukan memberikan hasil, hasil penilaian kami akan kami kirim ke kementerian dan yang menentukan lulus tidak lulus verifikasi,” jelasnya. 

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Naisyah Tun Azikin mengatakan pihaknya telah melakukan upaya maksimal untuk pelayanan kesehatan di Makassar, khususnya ditingkat puskesmas. Iapun memberikan kewenangan penuh kepada tim penilai. 

“Kita memberikan pelayanan maksimal kesehatan kepada masyarakat. Kita serahkan sama tim penilai,” terangnya. 

Meski begitu, Naisyah menyebut Puskesmas Toddopuli masih kekurangan 2 tenaga kesehatan disebabkan sejumlah PNS telah berpindah tugas ditempat lain. 

“Maksimalkan pelayanan kesehatan, jadi bukan kurang karena selama ini yang kedua tenaga yang kurang sebenarnya kemarin ada yang pindah 2 ke daerah mengikuti suami kemudian satu tugas belajar jadi ada 3 yang keluar baru-baru ini. Jadi sebenarnya ASN itu cukup 24 kemarin,” tutupnya.(*)


BACA JUGA