Pemandian air panas Pencong di Biringbulu, Kabupaten Gowa/Junaidi/Gosulsel.com

Mengunjungi Pemandian Air Panas Pencong, Tempat Tujuh Bidadari Menetap di Biringbulu

Sabtu, 24 November 2018 | 19:10 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Junaid - Gosulsel.com

GOWA, GOSULSEL.COM – Berjarak kurang lebih 60 kilometer dari Ibu kota Kabupaten Gowa, Sungguminasa, tepatnya di Dusun Marerang, Desa Pencong, Kecamatan Biringbulu terdapat sebuah tempat pemandian air panas. Orang sekitar menyebutnya Ere Bambang (Erba), jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, berarti Air Panas.

Tak ada yang tahu pasti kapan awal mula munculnya air panas di Biringbulu tersebut. Gosulsel.com yang menelusuri langsung alkisah kemunculan sumber air panas Pencong beberapa waktu lalu tak memperoleh cerita lengkap dari warga sekitar pemandian air panas Pencong.

Pemandian air panas Pencong di Biringbulu, Kabupaten Gowa/Junaidi/Gosulsel.com

Salah seorang warga Desa Pencong, Nasiri Daeng Tammu yang ditanya soal awal mula keberadaan air panas tersebut tak tahu jelas awal mula keberadaan air panas yang berada di Desa Pencong. Lelaki berusia sekitar 70-an tahun yang beprofesi sebagai penjaga di permandain Ere Bambang beranggapan bahwa sumber air panas di Desa Pencong telah ada sejak awal mula dunia tercipta.

“Saya juga tidak tahu pastinya, karena sudah ada memangmi ini waktu saya ada di desa ini (Desa Pencong). Mungkin dari duluji memang, dari nenek moyang dan mungkin juga sudah ada semenjak dunia ini ada,” katanya.

Sementara itu bila ditinjau dari aspek vulkanologi, keberadaan  air panas tersebut akibat adanya zat belerang yang ada dalam gunung berapi. Sehingga air yang mengalir melewati zat belerang tersebut akan berubah menjadi panas.

Namun juga ada mitos yang berkembang di masyarakat. Seperti dikutip dari buku sejarah Biringbulu, keberadaan air panas di Desa Pencong sudah ada pada masa kerajaan ratusan hingga ribuan tahun silam. Kala itu, diceritakan ada tujuh bidadari yang turun dari kayangan ke Desa Pencong untuk mandi di sebuah sumber air.

Halaman:

BACA JUGA