Farouk M Betta

Akui Efek Ekor Jas Berdampak ke Partai, Golkar Makassar Laporkan Konstelasi Politik ke Pusat

Rabu, 30 Januari 2019 | 19:10 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Provinsi Sulawesi Selatan harus bekerja keras untuk mempertahankan eksistensinya sebagai partai pemenang Pemilu 2014 lalu di Makassar.

Akibat Pileg yang dilaksanakan bersamaan dengan Pilpres, sehingga partai menengah ke atas ini perlu mempersiapkan strategi baru. Di Pilpres, beringin rindang ini tidak kebagian efek ekor jas atau coattail effect, pasalnya tidak ada tokoh Golkar yang diusung pada Pilpres 17 April 2019 mendatang.

pt-vale-indonesia

Yang paling memungkinkan kebaikan efek ekor jas adalah Gerindra, Ketua Umumnya Prabowo Subianto maju sebagai kandidat Capres, serta PDI Perjuangan, dimana Joko Widodo beberapa kali diklaim adalah fungsionaris PDI Perjuangan.

“Itu juga yang menjadi hitung-hitungan di Golkar, termasuk efek ekor jas. Maksud saya iya, tapi itu kan teori kita dilapangan ini berusaha untuk memaksimalkan (gerakan Golkar),” kata Aru, sapaan Farouk M Betta, Rabu (30/1/2019).

Dia tidak menepis adanya efek ekor jas pada partai tertentu. Olehnya, dia mengaku sudah melaporkan kondisi tersebut ke DPP Golkar.

“Tapi kalau itu (ekor jas) ada, iya? Itu sudah kita laporkan, saya sudah laporkan ke provinsi, sudah laporkan ke pusat bahwa kita juga berhati-hati karena tidak ada kader yang dijual di Pilpres itu. Dan itu memang ada sedikit punya dampak terhadap partai Golkar,” ujarnya.

“Tapi mudah-mudahan masyarakat itu pandai memilih. Membedakan antara mana Pemilu legislatif dan mana Pemilu eksekutif,” jelasnya.

Tidak hanya itu saja, di Sulsel partai Golkar memang adalah salah satu partai yang memiliki pemilih tradisional yang jumlahnya terbilang tinggi. Aru mengatakan, lumbung suara inilah yang juga digali untuk mengantisipasi efek ekor jas.”Bappilu itu orang yang ditugasi khusus cari suara partai,” tandasnya.(*)