Pengamat Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Priyanto

Figur Pendatang Baru Berpotensi Bertarung di Pilwali Makassar

Selasa, 11 Juni 2019 | 09:33 Wita - Editor: Muhammad Fardi - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Pilwali Makassar tahun 2020 cenderung berbeda dari Pilwali 2018 lalu. Saat ini, sejumlah figur pendatang baru bermunculan menatap Pilwali Makassar mendatang. Bahkan beberapa diantaranya dinilai tidak memiliki struktur jaringan politik.

Menanggapi hal itu, pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Priyanto menilai bahwa, banyaknya bakal calon akan semakin baik, karena masyarakat memiliki banyak alternatif pilihan.

pt-vale-indonesia

“Semakin banyak calon tentu semakin baik bagi warga kota Makassar. Warga punya banyak alternatif memilih pemimpinnya,” kata Andi Luhur, Selasa (11/6/2019).

Dia menjelaskan, bahwa figur pendatang baru yang belum memiliki jaringan politik diperlukan kerja keras. Pasalnya bukan perkara muda mendekati pemilih dan membangun brand politik.

“Tantangannya ada di kandidat itu sendiri. Bagaimana “memasarkan diri” secara politik lalu kemudian membangun proximity atau kedekatan dengan pemilih. Bagi para kandidat pendatang baru, tentu hal ini bukan perkara mudah, mereka harus punya diferensiasi dalam membangun brand politik,” katanya.

Luhur tidak menepis bahwa Pilwali Makassar bisa saja dikuti oleh banyak kontestan. Bahkan menurutnya bisa saja ada figur yang tidak lahir dari dinamika sosial politik yang bertarung di Pilwali Makassar mendatang.

“Memang Pilwali 2020 ini berpotensi di meriahkan oleh banyak kandidat “Tomanurung”, seperti tiba-tiba turun jatuh dari langit. Figur yang tidak lahir dari dinamika sosial politik lokal serta tidak berpengalaman dalam interaksi di ruang publik,” jelasnya.

“Mereka tentu harus punya gagasan kemajuan untuk kota ini. Figur-figur itu setidaknya punya kemampuan kepemimpinan yang terukur. Tidak hanya mengandalkan biaya politik besar, yang rawan di kendalikan para bandar politik,” demikian Luhur.(*)


BACA JUGA