Pengamat Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Priyanto

PPP Usung Adnan-Kio Jidil II, Pengamat: Menghindari Turbulensi Politik

Selasa, 03 Desember 2019 | 18:00 Wita - Editor: Muhammad Fardi - Reporter: Junaid - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hampir pasti mengusung pasangan Adnan Purcihta Ichsan – Abdul Rauf Mallaganni Kareng Kio (Adnan-Kio) jilid II di Pilkada Kabupaten Gowa tahun 2020 mendatang. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Gowa telah mengirim nama pasangan Adnan-Kio ke DPP PPP melalui DPW PPP Sulsel untuk selanjutnya ditetapkan sebagai pasangan calon.

Wakil Ketua DPP PPP, Amir Uskara telah memberikan pernyataan merestui sikap pengurus partainya di tingkat DPC. Menurutnya itu adalah keputusan yang baik dimana DPC PPP Gowa berhasil melihat secara rasional keberhasilan rezim Adnan-Kio.

pt-vale-indonesia

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Priyanto yang dikonfirmasi soal sikap politik PPP di Pilkada Gowa menilai, ada kecenderungan PPP memilih harmoni dengan Adnan Purichta.

“Sikap PPP untuk mengusung Adnan-Kio jilid II bisa dilihat sebagai upaya partai ini lebih memilih harmoni dan menghindari turbulensi politik di Pilkada 2020. Bagi PPP, melanjutkan kepemimpinan merupakan pilihan yang rasional jika melihat pencapaian-capaian selama ini, terutama pada perolehan kursi legislatif. Apalagi partai ini juga relatif tidak punya kader potensial yang siap untuk berkontestasi,” kata Luhur, Selasa (3/12/2019).

Dia melanjutkan, dinamika Pilkada Gowa masih relatif tenang. Tapi kalau merujuk sejarah kontestasi Pilkada, Gowa itu selalu dinamis. Artinya, kata Luhur kalaupun sekarang masih tenang berarti dinamikanya masih laten, belum manifest. Adnan IYL juga tetap harus waspada dengan situasi seperti itu.

“Memang sejauh ini persepsi publik terhadap kepemimpinan Adnan IYL, punya diferensiasi dengan pemimpin-pemimpin sebelumnya. Adnan IYL dianggap lebih terbuka dalam pengendalian pemerintahannya. Situasi itu membuat para calon kompetitor sulit melakukan perlawanan elektoral secara terbuka,” ujarnya.

Dia melanjutkan, masa depan hubungan Adnan dan Kr. Kio bisa menentukan kontestasi Kr. Kio adalah tokoh paling prospektif di kontestasi. Lanjut ataupun berpisah, mereka perlu membangun konsensus baru.

“Kalau misalnya Kr. Kio tdk lagi menjadi wakil tanpa konsensus yg di sepakati, bisa saja beliau yg jadi lawan. Sangat mungkin Kr. Kio mengkonsolidasi kekuatan perlawanan, yg selama Ini bersifat laten,” tandasnya.(*)


BACA JUGA