Ketua Program Studi (Prodi) Ilmu Falaq Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Dr. Fatmawati membawakan tausyiah di malam pergantian tahun baru di Masjid Nurul Falah Jangoan Pangkep, Selasa malam (31/12/2019).
#

Tausiyah di Malam Pergantian Tahun, Ini Pesan Ketua Prodi Ilmu Falaq UIN Makassar

Rabu, 01 Januari 2020 | 21:46 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Junaid - Gosulsel.com

PANGKEP, GOSULSEL.COM – Ketua Program Studi (Prodi) Ilmu Falaq Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Dr. Fatmawati membawakan tausyiah di malam pergantian tahun baru di Masjid Nurul Falah Jangoan Pangkep, Selasa malam (31/12/2019).

Dalam tausyiah Fatmawati yang juga Ketua Ikatan Da’iyah IKADY Kabupaten Gowa ini membawakan materi tentang penciptaan matahari dan bulan sebagai alat untuk mengetahui hitungan tahun.

pt-vale-indonesia

“Jadi, Tahun Masehi atau Syamsiyah dan Tahun Hijriyah atau Qamariyah sesungguhnya adalah 2 Tahun yang tidak perlu diperdebatkan. Keduanya sangat jelas dalam Al-Qur’an,” ujarnya.

Ibu dua orang anak ini menjelaskan bahwa tahun Hijriyah/Qamariyah menggunakan penanggalan berdasarkan revolusi bulan mengelilingi bumi dengan jumlah hari dalam satu tahun 354-355 hari dan nama bulan dari Muharram sampai Dzulhijjah

Sedangkan tahun Masehi/Syamsiyah adalah tahun yang menggunakan penanggalan berdasarkan revolusi bumi mengelilingi matahari dan Jumlah hari dalam satu tahun adalah 365,25 hari atau 366 hari dengan nama bulan dari Januari hingga Desember.

“Kedua-duanya digunakan untuk kebutuhan manusia. Karenanya, tidak ada tahun kafir. Tetapi cara kita memperlakukan dan menghadapi pergantian tahun itu yang terkadang melenceng dari koridor,” ungkapnya.

“Seperti hura-hura, berbuat maksiat, melakukan perbuatan yang sia-sia dan mubazzir. Seperti membeli petasan sampai ratusan ribu itu mubazzir. Apatah lagi mengganggu ketenangan orang lain,” sambugnya.

Olehnya itu, ia berpesan agar proses pergantian tahun baru untuk dijadikan sebagai bahan introspeksi diri atau bermuhasabah.

“Tiga hal yang menjadi bahan muhasabah. Pertama Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab. Kerdilkan diri di hadapan Allah. Harta, pangkat, jabatan dan gelar tak ada gunanya, jika tidak digunakan untuk memberikan manfaat untuk orang banyak,” ujarnya.

Kemudian tambah Fatmawati untuk tidak pernah membusungkan dada lalu dengan pongahnya berkata bahwa kita lebih baik dari mereka. Menurutnya sifat sombong itulah yang membuat iblis tergelincir dan makhluk yang terkutuk.

“Carilah ridha Allah dalam segala aktifitasmu. Bukan amal kebajikan yang membuat kita mendapatkan syurga Allah, tetapi keridhaan Allah dan Perbaiki hubunganmu dengan sesama manusia. Hablum minallah dan hablum minannaas harus seiring sejalan,” harapnya.

Sementara itu, pengurus masjid Nurul Falah Rifa’i mengapreaisasi kegiatan yang dilakukan oleh remaja masjid Nurul Falah. Ia berharap kegiatan tersebut harus didukung dan terus dilaksanakan.

“Kegiatan menyambut tahun baru 2020 yang dilakukan oleh remaja masjid adalah sebuah kegiatan yang sangat positif. Kegiatan remaja ini harus didukung. Daripada mereka harus hura-hura di luar sana. Tentu kami berharap, kegiatan seperti ini harus terus ditingkatkan,” ujarnya.(*)