FOTO: Dekan Fisipol Unismuh, Arif Wicaksono dan Rocky Gerung pada kuliah umum Unibos/Selasa, 17 September 2019/Ist
#

Pengamat Sebut Program Pendidikan Gratis Mutlak Sangat Bantu Peserta Didik

Senin, 09 November 2020 | 11:01 Wita - Editor: Muhammad Fardi -

BULUKUMBA, GOSULSEL.COM – Pasangan calon nomor urut 3 di Pilkada Bulukumba, Tomy Satria Yulianto-Andi Makkasau (TSY-AM) mencanangkan pendidikan gratis mutlak. Asumsinya jika selama ini pendidikan gratis hanya menanggung Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) atau biaya semester, pasangan Tomy-Makkasau melalui program prioritas pendidikan gratis mutlak akan menanggung seragam sekolah hingga perlengkapan belajar mengajar.

Di beberapa kesempatan pasangan yang menggunakan tagline Kacamatayya itu menjelaskan, bahwa program ini bukan tanpa alasan, sebab masih banyak generasi yang putus sekolah lantaran orang tua yang tidak mampu menanggung biaya seragam dan perlengkapan belajar.

Pengamat politik dari Universitas Bosowa Makassar, Arief Wicaksono yang dikonfirmasi perihal pendidikan gratis mutlak mengatakan, seharusnya memang pemerintah harus menanggung kebutuhan dasar masyarakat. Khusus di bidang pendidikan, dengan program gratis mutlak ini sehingga tak ada lagi beban materi orang tua siswa.

“Dan karena itu ditanggung pemerintah, maka efektifitasnya harus jelas dan bisa dipertanggunjawabkan,” kata Arief Wicaksono, Senin (9/11/2020).

Dia mengatakan, dengan ditanggungnya semua biaya pendidikan maka akan sangat membantu peserta didik untuk bersekolah tanpa ada alasan lagi untuk putus sekolah,” ungkap Dekan Fakultas Ilmus Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unibos ini.

“Kalau semua ditanggung, itu akan sangat membantu peserta didik untuk tetap sekolah tanpa ada alasan lagi untuk tidak sekolah,” ungkap Arief.

Apalagi, lanjut Arief filosofi pendidikan dasar dan menengah adalah semua anak bisa bersekolah tanpa terkecuali. Meski pada faktanya, masih sering kita temukan anak yang tidak bersekolah lantaran keterbatasan orang tua.

Tak hanya itu, melalui program ini juga bisa meningkatkan angka partisipasi sekolah. Dengan begitu, angka anak yang putus sekolah atau tidak bersekolah bisa ditekan.

“Kalau dikaitkan dengan angka partisipasi sekolah, nah, itu nyambung,” ungkapnya.(*)


BACA JUGA