Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa menggelar Pertemuan Implementasi Penanganan Stunting Melalui Pemanfaatan Data e- PPGBM Surveilans Gizi Kabupaten Gowa Tahun 2020.

Dinkes Gowa Atasi Masalah Gizi Melalui Aplikasi e- PPGBM

Selasa, 24 November 2020 | 12:16 Wita - Editor: Dilla Bahar -

GOWA, GOSULSEL.COM–Sebagai upaya mempercepat penanganan masalah gizi buruk masyarakat, khususnya balita dan ibu hamil, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa menggelar Pertemuan Implementasi Penanganan Stunting Melalui Pemanfaatan Data e- PPGBM Surveilans Gizi Kabupaten Gowa Tahun 2020.

Pertemuan yang dibuka secara resmi oleh Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa, Kamsina diikuti 167 kepala desa/lurah, 18 camat dan 26 kepala Puskesmas di Hotel Gammara Makassar, Senin (23/11/2020).

Kamsina menyampaikan bahwa selain wabah Covid-19 yang melanda Indonesia saat ini, kita juga masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

“Status gizi balita dan ibu hamil merupakan salah satu prediktor utama dalam kelangsungan hidup seorang anak. Olehnya itu, perbaikan gizi anak dibutuhkan program multi sektoral yang efektif dan berkelanjutan dalam jangka panjang,” katanya.

Selain itu, pengumpulan data secara reguler sangat penting untuk memantau dan menganalisis kemajuan suatu wilayah, negara bahkan global.

“Informasi besaran masalah gizi dan determinannya inilah dapat dijadikan dasar penyusunan rencana kegiatan dan intervensi yang akan dilakukan oleh para pengambil kebijakan. Sehingga informasi ini sangat penting agar kita mengetahui perkembangan secara cepat, akurat dan berkelanjutan mengenai status gizi dan kinerja gizi yang bersifat agregat di suatu wilayah,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, dr Hasanuddin menyampaikan bahwa penanganan masalah gizi yang tepat sasaran akan membantu kita memaksimalkan hasil yang akan diperoleh.

“Melalui aplikasi e-PPGBM data sasaran ibu hamil dan balita sudah ada disetiap wilayah posyandu, sehingga memudahkan kita untuk mengintervensi jika terjadi masalah gizi,” ungkapnya.

Khusus di Kabupaten/Kota telah diperoleh melalui kegiatan survey seperti PSG, RISKESDA, maupun SSGBI, namun data berdasarkan individu by name by address telah terangkum dalam aplikasi e-PPGBM (Elektronik Pencatatan pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).

“Penguatan surveilans gizi dimaksudkan untuk mencegah dan menanggulangi masalah gizi termasuk stunting, gizi buruk, gizi kurang, serta ibu hamil kurang energi kronik, bersama dengan lintas program dan lintas sektor-sektor terkait mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten dan Provinsi,” ujar Kamsina yang juga Kepala Inspektur Unspektorat Kabupaten Gowa.

Diketahui, selain menampilkan status gizi balita, e-PPGBM juga dapat memperlihatkan faktor determinan dari setiap masalah gizi balita yang ada seperti kepemilikan jaminan kesehatan nasional, apakah ada keluarga yang merokok, cacingan, kepemilikan akses air bersih, riwayat ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronik), status imunisasi, kepemilikan jamban, dan penyakit penyerta yang diderita. (*)


BACA JUGA