Kabag Humas Perumda Air Minum Kota Makassar, Muhammad Rusli

Produksi Mulai Meningkat, Ketersediaan Air Bersih di Makassar Perlahan Aman

Selasa, 24 November 2020 | 15:49 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Pasokan air bersih di Kota Makassar sebelumnya sempat krisis lantaran jumlah produksi yang menurun. Ini disebabkan karena musim kemarau yang terus berlangsung.

Sebelumnya, normal jumlah produksi air bersih di instalasi Panaikang dan instalasi Antang mencapai 1.500 liter per detik. Namun menurun drastis dan nyaris tersisa 10 persen saja dari waktu normal.

Imbas dari ini, debit air yang ada di Bendungan Lekopancing pun harus dibantu dengan air yang diambil dari dua sungai. Yakni Sungai Moncongloe dan Sungai Jeneberang.

“Di bulan September itu jumlah air di Bendungan Lekopancing tinggal 10 persen. Bahkan itu cuma terhitung genangan saja. Akhirnya kita ambil bantuan dari instalasi Tallo dan Mallengkeri,” jelas Kabag Humas Perumda Air Minum kota Makassar, Muhammad Rusli, Selasa (24/11/2020).

Untuk produksi dari Sungai Moncongloe hanya bisa produktif di angka 600 liter per detik. Sementara untuk Sungai Jeneberang berada di kisaran angka 200 liter per detik.

“Jadi dulu produksinya itu hanya berkisar di angka 900 liter saja. Karena dari Moncongloe itu 600-an dan dari Jeneberang itu 200-an. Jadi berkisar di 800 sampai 900 liter per detik saja,” jelas Rusli.

Kondisi telah berubah. Makassar sudah memasuki musim hujan. Debit air yang ada di Bendungan Lekopancing pun sudah naik. Produksinya per detik yang diproduksi IPA Panaikang sudah bisa sampai 1.200 liter.

Jumlah tersebut akan terus ditingkatkan. Dimaksudkan agar pelanggan yang berada di ujung pipa bisa mendapat jatah dengan merata. Terlebih, lagi jumlah produksi masih fluktuatif.

Untuk target sendiri, pihak Perumda Air Minum Makassar mematok di angka 1.300 liter per detik. Sehingga, wilayah yang kekurangan hanya bisa disuplai melalui mobil tangki.

“Sekarang 1.200. Target kita 1.300. Ini akan kita tingkatkan lagi supaya pelanggan yang di ujung pipa bisa dapat merata. Sekarang masih ditanggulangi dengan mobil tangki. Itu pun isinya hanya sekitar 3000 sampai 4000 liter saja,” terang Rusli.

“Sebenarnya, idealnya untuk kota Makassar itu 5.000 liter per detik. Itu sudah bisa menutupi keperluan air di Kota Makassar,” sambung Rusli.

Untuk saat ini, IPA Antang memiliki 5.000 pelanggan, dengan kapasitas produksi 70 sampai 100 liter per detik. Sementara untuk IPA Panikang memiliki 55.000 pelanggan, yang tersebar di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Tallo, Ujung Tanah, Tamalanrea, Biringkanaya, Manggala, dan sebagian Panakkukang. 

“Jadi yang sering bermasalah memang Panaikang sama Antang. Jadi yang terdampak itu sekitar 60.000 pelanggan. 55.000 pelanggan di IPA Panaikang dan 5.000 dari IPA Antang,” bebernya.

“Sementara kebutuhan pelanggan untuk satu bulan itu sekitar 20 sampai 25 kubik per bulan (1 kubik 1.000 liter),” tutup Rusli.(*)


BACA JUGA