Pengecekan data bansos KPM oleh Dinas Sosial Gowa

Dinsos Gowa Optimis Bansos KPM Tersalur Sesuai Target Kemensos

Kamis, 14 Oktober 2021 | 20:21 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Endra Sahar - Gosulsel.com

GOWA, GOSULSEL.COM — Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Gowa, Firdaus optimis bantuan sosial (bansos) untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gowa dapat tersalur sesuai target.

“Kami optimis bansos KPM bisa tersalurkan sesuai target melalui bank BNI sebagai bank penyalur resmi sembako,” katanya saat dikonfirmasi, Rabu (13/10/2021) kemarin.

pt-vale-indonesia

Disebutkan Firdaus, dari hasil pengecekan data KPM yang belum bertransaksi ada sekitar 2.900 an. Namun, sejak kemarin sudah ada beberapa KPM yang sudah melakukan transaksi.

“Hasil pantauan dua hari lalu, sudah ada beberapa KPM yang saldonya masuk 5 bulan, 3 bulan dan 2 bulan,” ungkapnya.

Kementerian Sosial sendiri menargetkan agar bansos KPM bisa tersalurkan hingga akhir bulan Oktober 2021. Hal tersebut seusai permintaan Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini.

“Saya minta agar bantuan yang seharusnya cair pada Juli dan September, seluruhnya dibayarkan cash pada bulan Oktober ini,” katanya saat berkunjung ke Kabupaten Takalar belum lama ini.

Risma menjelaskan, di wilayah Sulsel, data bansos yang belum tersalur jumlahnya cukup besar. Menurut dia, di Kabupaten Maros, ada 578 KPM ditahap 1 yang belum tersalur. Belum lagi ada 18.225 penambahan di tahap 2.

“Data yang belum salur itulah yang tadi kita selesaikan. (Di antara masalahnya adalah ada KPM) yang belum terdistribusi kartunya dan (bantuan) belum salur. Jumlahnya cukup besar,” katanya.

Sedangkan Kabupaten Gowa, kata Risma, terdapat 2400 KPM yang belum mendapatkan bansos. Untuk itu, pihaknya meminta agar penyalurannya dilakukan secara tunai atau sekaligus.

“Ini jumlahnya besar kalo dibanding daerah lain. Sayang kalau gak terealisasi padahal orang itu butuh,” katanya.

Selain itu, kata Risma, ada berbagai kasus lain yang ditemukan, di antaranya, lokasi KPM yang jauh, dan KPM lansia, sehingga realisasi penyaluran rendah.

“Ada kasus lokasi jauh, contoh di Luwu itu salur nya rendah sekali. Saya sampaikan tidak mungkin hanya mengambil kartu sudah tua gak ada fasilitas. Kita minta bank memberikan bantuan dalam bentuk tunai,” katanya.(*)