Ketua BAZNAS Makassar, Ashar Tamanggong (kiri) saat memberikan bantuan ke Rosmiati, Minggu (14/11/2021)/Ist

2 Tahun Terbaring Sakit, Ketua BAZNAS Makassar Ajak Donatur Bantu Rosmiati

Selasa, 16 November 2021 | 16:17 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Sepanjang hari, dalam dua tahun terakhir, Rosmiati hanya terbaring di atas kasur. Tidak bisa berbuat apa-apa. Ia menderita sakit, tak lama setelah melahirkan anak ke-empatnya.

Dalam keadaan sakit itu, suaminya malah meninggalkan dirinya dan ketiga anaknya. Suaminya tidak memberi nafkah. Anak kedua Rosmiati, Aisya yang kini masih duduk dikelas lima Sekolah Dasar (SD) Cokroaminoto pun menjual kue donat. Keuntungannya dipakai untuk biaya hidup keluarga.

pt-vale-indonesia

Dalam kondisi memprihatikan itulah, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar membantu setiap bulan. Pihaknya memberikan dana, beras, dan kebutuhan pokok lainnya kepada warga yang tinggal di Jalan Naja Dg Nai, RT 008/RW01, Kelurahan Rappokalling, Kecamatan Tallo.

Ketua BAZANAS Kota Makassar, Ashar Tamanggong didampingi Wakil Ketua II, Jurlan Em Saho’as bersama tim menyempatkan diri untuk menyerahkan bantuan bulanan kepada Rosmiati. Kedatangannya itu pada Minggu (14/11/2021).

Ashar Tamanggong mengemukakan, sekalipun menderita dan ditinggal suami, namun harapan Rosmiati untuk sembuh sangat besar. Hanya saja kekurangan biaya.

“Dapat dibayangkan, untuk kebutuhan sehari hari saja, tidak cukup. Untung saja, anak perempuan dari Rosmiati ini, Aisyah yang masih duduk di bangku kelas V SD bisa membantu kebutuhan dengan cara menjual kue donat. Anak ini sangat luar biasa,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa ATM ini mengharapkan para dunatur, para dermawan sama-sama menyisihkan sebagian harta untuk kesembuhan Rosmiati. “Dalam hadis nabi, tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya. Karena itu, jika sudah ada donatur yang membantu, saya yakin Rosmiati bisa sembuh. Kesembuhan Rosmiati sangat diharapkan, untuk melihat masa depan anak anaknya,” harapnya.

Pernyataan senada dikemukakan Jurlan Em Saho’as. Seniman ini mengaku, sebenarnya anak dari Rosmiati, yakni Aisya adalah anak terhebat.

“Anaknya mampu melihat kondisi ibunya yang membutuhkan biaya pengobatan besar. Sekalipun keuntungan dari penjualan kue tidak seberapa, tetapi dia sudah mampu mengambil peran ayahnya,” katanya.

Seperti diketahui, Rosmiati adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Sebelum menderita sakit, Rosmiati bekerja di gudang roti di Jalan Gunung Bawakaraeng. Tetapi, entah mengapa, dia menderita seperti ini.

Di gudang roti itu, setiap hari Rosmiati memperoleh upah lebih Rp100.000, namun setiap minggu baru di dapat. Dia bekerja di gudang roti itu sekitar tiga tahun. Tetapi, kini sudah lebih dua tahun dia tidak bisa bangun. Tangannya tidak bisa goyang, badannya menghitam, kakinya tidak bisa lurus.

Kini berat bedannya pun lebih ringan ringat dari lebih 50 kilo saat masih sehat. Kini hanya tinggal beberapa kilo saja.

“Pertamanya sakit memang di gudang. Awalnya panas, kemudian dibawa ke rumah sakit. Dia bilang sakit di kepalanya. Lama kelamaan, seluruh badannya sakit, hingga tidak bisa bangun. Saat itu, anak saya ini bertanya, bagaimana bisa begini badanku. Saya tidak bisa bangun,” tutur ibunya menirukan ucapan Rosmiati.

Lalu mengapa keluarga Rosmianya tidak membawanya ke rumah sakit untuk berobat. Tidak lain karena, keterbatasan dana. “Kami berharap Rosmiati bisa berobat di rumah sakit, supaya bisa cepat sembuh. Tapi, masalah yang timbul, tidak ada uang,” tambah ibunya.

Selain Rosmiati, di hari yang sama, bantuan serupa juga diserahkan kepada puluhan penerima bantuan bulanan BAZNAS. Termasuk asesmen dua penderita lumpuh baik di Jalan Sunu, maupun di Jalan Kelapa III. Tim juga mendatangi dua warga di Kecamatan Tamalanrea untuk calon bedah rumah. (*)


BACA JUGA