Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) saat melakukan tanam padi di Desa Kalelantang, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar/ Foto: Humas Kementan

Penuhi Undangan Petani, Sosok Mentan SYL Sebagai Mutiara Hitam dari Timur Terbukti

Jumat, 26 Mei 2023 | 20:57 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

TAKALAR, GOSULSEL.COM — Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan tanam padi di Desa Kalelantang, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, dalam rangka percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan. Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya mitigasi dan antisipasi Kementerian Pertanian menghadapi ancaman kekeringan El Nino.

Kementan menurut Mentan SYL, terus turun ke lapangan bersama pemerintah daerah menggerakkan penyuluh dan petani untuk tetap berproduksi bagaimanapun kondisinya.

pt-vale-indonesia

“Dulu, waktu Covid, kita tetap turun. Hasilnya 280 juta penduduk kita kebutuhan makannya aman. Dan, hari ini, kita hadiri di sini adalah bukti komitmen sekaligus rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil yang diraih selama ini,” ungkap Mentan Syahrul.

Seperti diketahui, selama kurang lebih dua tahun pandemi Covid-19, sektor pertanian menjadi salah satu bantalan ekonomi nasional. Sejak tahun 2019, nilai ekspor pertanian mengalami peningkatan, termasuk tahun 2022 meningkat menjadi Rp658,18 triliun atau naik 6,79% dibandingkan dengan tahun 2021, dengan nilai ekspor sebesar Rp616,35 triliun.

“Alhamdulillah Bapak, ekspor pertanian kita terus tumbuh. Dan target kita menjadi 1000 triliun, mohon doa dan dukungannya,” imbuhnya.

Sementara itu, Andi Rijal Mustamim, Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Takalar menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas kehadiran Mentan SYL dan jajaran.

“Kehadiran Bapak Menteri adalah kehormatan dan berkah bagi desa kami. Peristiwa ini sangat istimewa, karena apa? karena di tengah kesibukannya, Pak Mentan berkenan memenuhi undangan dari seorang kepala desa, ini bukti, menunjukkan beliau memang mutiara hitam dari timur,” ungkap Andi Rijal.

Sebagai informasi, selain percepatan tanam memanfaatkan sisa hujan, upaya lain Kementan dalam upaya mitigasi dan antisipasi El Nino adalah meningkatkan ketersediaan air dengan membangun/memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, saluran irigasi, melakukan introduksi varietas tahan kering seperti Cakrabuana, Pajajaran, Inpari 13, 42, 46 dan Inpago. Selain itu juga dilakukan pengembangan komoditas 1000 ha, serta pengembangan pupuk organik secara masif dan mandiri.

Di tempat yang sama Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyampaikan bahwa acara gerakan kejar tanam (Gertam) padi di Kabupaten Takalar ini ditargetkan 1.000 hektare sebagai bentuk aksi dari petunjuk bapak Menteri sebagai bagian gerakan nasional menghadapi ancaman El Nino dan krisis pangan global.

“Setiap kabupaten ditarget minimal 1.000 hektare kejar tanam dengan berbagai rangkaian kegiatan percepatan panen, bufferstok pangan, jarak panen ke tanam maksimal 10-15 hari sehingga mesti kejar air, kejar benih semai di luar, asuransi, KUR, offtaker, kemitraan dari hilirisasi,” pungkasnya

Suwandi menambahkan bagi yang wilayah waspada dan wilayah aman dilakukan pendekatan dengan mengejar indek pertanaman dan produktivitas.

“Untuk wilayah rawan kekeringan perlu kompensasi tanam di tempat lain, dan optimalisasi sumber sumber air,” pungkasnya.(*)


BACA JUGA