#TRENDING

Dijangkau Jaringan Telkomsel, Kampung Biku Pangkep Tak Asing Lagi

Sunday, 31 August 2025 | 19:19 Wita - Editor: Agung Eka -

BACA JUGA

PANGKEP, GOSULSEL.COM – Kampung Biku, Kelurahan Balleangin, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep dikenal sebagai salah satu kampung terpencil di Sulawesi Selatan. Lokasinya lebih mudah dijangkau dari Maros daripada Pangkep.

Kampung Biku juga berada di tengah pegunungan Karst, salah satu kawasan karst terpanjang setelah China. Untuk ke sana, warga harus berjalan kaki sepanjang 15 kilometer dari desa terdekat di Bungaeja, Maros. Ada juga jalur lain melalui kampung Bitoa, Pangkep.

Akses di sana hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki. Sebab, sebagian besar jalur merupakan bebatuan karst yang harus dilewati dengan hati-hati.

PT-Vale

Salah satu warga Kampung Biku, Rijal mengaku sudah terbiasa dengan kondisi jalan tersebut. Bahkan dari kampungnya menuju Desa Bungaeja Maros, bisa ditempuh kurang lebih 20 menit.

“Anak-anak kalau di antar sekolah sudah biasa, tapi paling banyak mereka tinggal di rumah keluarga di Bungaeja, Sabtu baru pulang” ucapnya, Jumat (29/8/2025).

Kampung Biku hanya dihuni 13 kepala keluarga. Sebagian besar warganya merupakan petani yang masing-masing memiliki sawah yang luas di sekitar kampung. Sebagai daerah dengan akses yang terbatas, mereka jarang menjual hasil panennya.

Kampung ini juga dikenal dengan lukisan batu berupa babi hutan yang sudah berumur 45.500 tahun lalu, sebuah karya tertua yang pernah ada di dunia itu berada di kampung terpencil.

Rijal mengaku Kampung Biku sudah mulai terkenal dengan keunikan daerahnya yang punya sejarah manusia di masa lampau. Eksistensi itu didukung dengan jaringan 4G Telkomsel yang mulai menjangkau kampung tersebut.

“Meski terisolir, jaringan Telkomsel sudah ada di sini tapi tidak penuh sinyalnya,” ujar Rijal.

Rijal dan sebagian besar warga lain juga sudah memiliki smartphone. Rata-rata merupakan pengguna Telkomsel dengan memanfaatkan paket hemat dari SIMPATI.

“Yang penting ada dipakai daripada tidak ada komunikasi,” ucapnya.

Dengan begitu, dia sudah bisa mengakses layanan telekomunikasi dengan nyaman. Konektivitas dengan keluarga yang berada di desa Bungaeja dan Bitoa kini lancar tanpa kendala lagi.

Selain itu, jaringan andal 4G dari Telkomsel menarik wisatawan yang datang untuk melihat lukisan batu tersebut.

“Dulunya ini kampung agak sepi, hanya sedikit yang datang kalau bukan pemerintah yang jaga itu lukisan atau peneliti. Sekarang lumayan banyak,” tukasnya.

Dengan menjangkau Kampung Biku, Telkomsel telah menyentuh wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Konektivitas yang merata ini mendorong pelanggan terhubung dengan keluarga, sahabat, dan teman kerja.

Direktur Utama Telkomsel, Nugroho menegaskan, komitmen Telkomsel tidak hanya sebatas layanan komunikasi. Pihaknya juga ingin membuka jalan percepatan transformasi digital, peningkatan daya saing, serta pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih inklusif.

“Melalui Nyalakan Semangat Indonesia, kami berkomitmen menjadi digital enabler yang mewujudkan masyarakat Indonesia berdaya saing tinggi demi masa depan gemilang,” ujarnya beberapa waktu yang lalu.

Telkomsel telah menghubungkan masyarakat melalui jaringan lebih dari 280.000 Base Trasnceiver Station (BTS) yang menjangkau 97 persen populasi termasuk di Sulsel. Jumlah ini akan terus bertambah seiring upaya penambahan BTS yang dilakukan khususnya di wilayah 3T.

Adapun site 3T sendiri sudah ada di enam kabupaten di Sulsel, salah satunya berada di Kabupaten Pangkep, tempat di mana Kampung Biku berada.

General Manager Region Network Operations and Productivity Telkomsel Sulawesi menyatakan, perluasan jaringan di Sulawesi Selatan terus dilakukan lewat kolaborasi pemerintah dan masyarakat.

“Telkomsel terus menjalin koordinasi intensif dengan masyarakat, pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk memastikan ketersediaan dan kualitas jaringan terbaik di wilayah 3T,” tandasnya. (*)


Tags:
logo-gosulsel

© 2017 PT Gowa Media Utama, Semua hak dilindungi.