JAKARTA, GOSULSEL.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa modus penipuan keuangan lewat kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI) semakin marak.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan beberapa modus yang marak dengan memanfaatkan AI di antaranya impersonifikasi, dengan meniru atau menduplikasi identitas orang lain, penawaran investasi lewat robot trading atau AI, dan SMS masking palsu serta, modus pemalsuan bukti transfer menggunakan AI.

“Modus-modus tersebut sebenarnya masuk dalam modus social engineering dan juga peretasan akun yang selama ini masih sering terjadi,” ucapnya saat konferensi pers RDKB OJK secara virtual, Kamis (4/9/2025).

Menurut Kiki-sapaan akrabnya, sebagian besar pelaku penipuan saat ini berpura-pura menjadi customer service dari Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), dari travel agent, lembaga pemerintah, internet provider dan lain-lain. Para oknum tak bertanggung jawab itu kemudian meminta informasi akhirnya masyarakat secara sukarela memberikan PIN dan OTP mereka.

Kiki menambahkan, hingga bulan Agustus, terdapat tiga pelaporan konsumen terkait AI. Antara lain, perilaku penagihan dengan ancaman sebar foto yang sudah di-edit menggunakan AI.

“Jadi ini sebenarnya untuk menakut-nakuti dan lain-lain, tapi sebenarnya digunakan AI dan juga penyalahgunaan data dengan memanfaatkan AI untuk membuka rekening,” pungkas Kiki.

Olehnya, Kiki mengatakan OJK menggandeng stakeholders untuk terus menggencarkan kegiatan literasi dan edukasi kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap berbagai penipuan baru.

“Kita memang harus selalu mengingat bahwa di era digital yang terus berkembang ini, muncul juga banyak tantangan dan permasalahan di masyarakat kita. Salah satunya, yaitu berbagai penipuan dan scam yang menggunakan teknologi,” tukasnya.