Pentingnya Edukasi Gizi Seimbang untuk Anak Usia Dini, Cegah Stunting Sejak Rumah

Tuesday, 14 October 2025 | 07:17 Wita - Editor: Dilla Bahar -

MAKASSAR, GOSULSEL.COM-Kesadaran akan pentingnya gizi seimbang bagi anak-anak semakin mendapat perhatian di berbagai kalangan. Pemenuhan nutrisi sejak dini menjadi salah satu faktor penentu tumbuh kembang anak agar mereka dapat mencapai potensi terbaiknya. Di sisi lain, pola makan modern yang serba cepat sering kali membuat anak-anak lebih memilih makanan praktis dibandingkan makanan bergizi. Fenomena ini menjadi tantangan besar bagi para orang tua dan pendidik.

Keseimbangan gizi pada anak tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan fisik, tetapi juga perkembangan otak dan kemampuan belajar. Asupan yang kurang tepat dapat menurunkan daya tahan tubuh dan menghambat pertumbuhan kognitif. Karena itu, para ahli gizi menekankan pentingnya memperkenalkan makanan sehat sejak dini, dimulai dari lingkungan keluarga.

Selain itu, perubahan gaya hidup masyarakat turut memengaruhi pola konsumsi anak-anak. Kemudahan mendapatkan makanan cepat saji membuat anak-anak cenderung meniru kebiasaan orang dewasa di sekitarnya. Dalam konteks ini, peran keluarga menjadi sangat penting untuk menanamkan kebiasaan makan sehat yang berkelanjutan.

PT-Vale

Kesadaran akan hal tersebut juga menjadi fokus perhatian Bunda PAUD Kota Makassar, Melinda Aksa. Ia menekankan pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi anak usia dini sebagai langkah nyata dalam mencegah stunting dan membentuk generasi yang sehat, cerdas, serta berdaya saing. Hal itu disampaikannya saat membuka kegiatan Pelatihan Pemenuhan Gizi Anak yang diselenggarakan oleh Pokja Bunda PAUD Kota Makassar di Ruang Sipakatau, Balai Kota Makassar, Jumat (10/10/2025).

Dalam sambutannya, Melinda Aksa menuturkan bahwa usia dini merupakan masa emas pertumbuhan anak, di mana seluruh potensi fisik, kognitif, dan emosional berkembang pesat. “Usia 0–5 tahun adalah masa emas yang tidak boleh terlewatkan dalam menanamkan kebiasaan makan bergizi dan pola hidup sehat,” ujarnya. Ia juga mengungkapkan bahwa di Kota Makassar masih terdapat sekitar 3,2 persen anak yang tergolong stunting.

Menurut Melinda, tantangan terbesar saat ini adalah kemudahan akses terhadap makanan olahan cepat saji atau ultra-processed food yang semakin banyak dijual dengan harga terjangkau. “Anak-anak kita bahkan sudah bisa memesan sendiri lewat aplikasi. Karena itu, jangan makan makanan cepat saji di depan anak, karena mereka akan meniru,” pesannya. Ia juga mencontohkan kebiasaannya di rumah yang menghindari makanan instan sebagai bentuk teladan bagi anak-anak.

“Di rumah saya hampir tidak pernah ada makanan ringan atau instan karena orang tua harus menjadi teladan. Jadilah pendidik yang juga menanamkan pola hidup sehat dan pemahaman tentang pentingnya gizi seimbang,” tuturnya. Melinda juga menyoroti bahaya konsumsi gula berlebih pada anak yang dapat memicu diabetes di usia muda. “Sekarang banyak anak usia dini yang sudah terkena diabetes. Bahkan ada yang di usia 15 tahun sudah harus suntik insulin,” ungkapnya.

Kegiatan tersebut turut menghadirkan dua narasumber yang menyoroti pentingnya pemenuhan gizi sejak masa awal kehidupan. Astati Made Amin, Wakil Ketua DPD Persagi Sulsel, menekankan, “Memberikan gizi optimal sejak 1.000 hari pertama kehidupan sangat menentukan pertumbuhan otak dan tubuh anak, sehingga pola makan dan ASI eksklusif harus menjadi prioritas.” Sementara itu, dr. Lingga Pradipta menegaskan bahwa “Pencegahan stunting dimulai dari pendidikan gizi di rumah dan sekolah. Kolaborasi antara orang tua, guru, dan tenaga kesehatan sangat krusial.”


logo-gosulsel

© 2017 PT Gowa Media Utama, Semua hak dilindungi.