Kemenko Infra Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik Berkelanjutan di Sulsel
MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infra) mendukung penggunaan kendaraan listrik di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar, Kemenko Infra, M Rachmat Kaimuddin melihat animo masyarakat Sulsel terhadap kendaraan bermotor listrik berbasis baterai atau KBLBB sudah tinggi.
Apalagi, ajang GIIAS Makassar 2025 yang hadir di Makassar menunjukkan pasar kendaraan listrik kian kencang. Sejumlah dealer, seperti BYD, Chery, Wuling, dan BAIC telah menampilkan deretan mobil listrik anyarnya.
Menurut Rachmat, cita-cita swasembada energi yang digaungkan Presiden Prabowo mendorong transisi energi terbarukan dari BBM ke listrik pada kendaraan.
Dengan kehadiran kendaraan listrik, subsidi BBM yang selama ini ada bisa hilang secara perlahan-lahan. Kemudian APBN yang dialokasi pada kebijakan itu bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lain.
“Kita tidak pakai lagi minyak yang di impor, subsidinya pun jadi lebih sedikit,” ujar Rachmat saat temu media di Press Room GIIAS Makassar 2025 di Summarecon Mutiara Convention Center, Jumat (7/11/2025).
Untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan, Rachmat menyebut pemerintah bersama PLN terus mendorong pnambahan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Mantan CEO Bukalapak itu menilai infrastruktur seperti SPKLU masih menjadi problem di luar Jawa. Meski begitu, kendaraan listrik yang ada saat ini sudah bisa menempuh jarak jauh dengan hanya sekali charging.
“Saat ini paling banyak memang charging di rumah karena kebutuhan kan biasanya dalam kota. Tapi kita siapkan juga nanti SPKLU lain, misalnya di tempat wisata,” jelasnya.
Kemenko Infra, kata Rachmat, juga mendorong seluruh brand kendaraan listrik untuk produksi dalam negeri. Sebab, kebijakan diskon PPnBM yang saat ini jadi primadona masyarakat baru bisa diterapkan bila dealer sudah punya pabrik di Indonesia.
“Ini yang kita dorong agar semua brand itu bisa produksi dalam negeri. Hampir semua masih impor, itu pun kalau mau kebijakan seperti PPnBM mereka harus memenuhi syarat tertentu,” tutupnya.
Sementara itu, CEO BYD Haka Auto, Hariyadi Kaimuddin mengatakan, pihaknya sudah punya layanan yang prima untuk menarik minat masyarakat beralih dari mobil konvensional ke listrik. Salah satunya dengan kehadiran dealer di kota-kota besar.
“Ini yang menjadi konsentrasi kita, kami sudah lakukan ekspansi di Sulawesi, ada tiga dealer yang kita sudah buka lagi. Ini untuk mendekatkan konsumen pada layanan seperti purna jual kita,” ujarnya.
Hariyadi juga menjamin performa kendaraan BYD yang andal dengan baterai yang berkualitas dan dilindungi dengan garansi selama delapan tahun.
“Kita transparan soal masalah baterai, makanya kita garansikan baterai ini selama delapan tahun. Kalau misalkan belum habis masanya, bisa juga diganti,” tutup Hariyadi. (*)