Sekda Sulsel, Jufri Rahman saat hadir dalam acara penutupan Bulan Ekonomi dan Keuangan Syariah (BEKS) 2025 yang digelar di Baruga Phinisi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Jumat (07/11/2025)/FOTO: sulselprov.go.id

Kolaborasi Jadi Kunci, BEKS 2025 Dorong Ekonomi Syariah di Sulsel Makin Kuat

Saturday, 08 November 2025 | 10:58 Wita - Editor: A Nita Purnama -

BACA JUGA

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Jufri Rahman, menghadiri acara penutupan Bulan Ekonomi dan Keuangan Syariah (BEKS) 2025 yang digelar di Baruga Phinisi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, pada Jumat (07/11/2025).

Acara yang diadakan oleh BI Sulsel ini mengangkat tema “Memperkuat Ekosistem Ekonomi dan Keuangan Syariah Sulawesi Selatan yang Kolaboratif, Inovatif, dan Inklusif.” Kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian program selama satu bulan penuh di Oktober 2025 yang melibatkan banyak pihak, mulai dari instansi pemerintah, lembaga keuangan, hingga komunitas pesantren.

Dalam sambutannya, Jufri Rahman mengatakan bahwa BEKS 2025 menjadi momen penting bagi pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat ekonomi dan keuangan syariah yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Sulsel. Menurutnya, pengembangan sektor ini sejalan dengan kebijakan daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kemandirian ekonomi umat.

PT-Vale

“Membangun ekonomi dan keuangan syariah tidak bisa single sektor, harus ada kolaboratif lintas sektor. Kehadiran kita di sini menunjukkan bahwa pemangku kepentingan di Sulsel ingin melihat ekonomi dan keuangan syariah berkembang ke depannya. Kita apresiasi apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia,” ujarnya.

Jufri juga menyarankan agar pondok pesantren diberikan akses ke skema kredit khusus, serupa dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR), untuk membantu mereka mengembangkan usaha.

“Kementerian Keuangan sudah membuat skema kredit usaha rakyat, dalam rangka mendorong usaha rakyat yang membutuhkan akses permodalan. Kalau bisa pondok pesantren juga diberi akses skema kredit, misalnya tanpa bunga dan dibatasi nilainya,” ungkapnya.

Ia menambahkan, banyak pesantren yang memiliki potensi usaha mandiri.

“Hal ini akan membantu koperasi pondok pesantren. Banyak usaha yang bisa dilakukan oleh pesantren, misalnya digunakan untuk usaha ternak ayam petelur untuk memenuhi kebutuhan SPPG yang membutuhkan 3 ribu telur per hari,” tambahnya.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Wahyu Purnama A, menjelaskan bahwa selama satu bulan pelaksanaan BEKS 2025, telah digelar 18 kegiatan yang diikuti sekitar 5.000 peserta. Kegiatannya mencakup peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah, pemberdayaan ekonomi pesantren, pengembangan ekosistem halal value chain, serta penguatan keuangan dan sosial syariah.

Pada acara penutupan, juga dilakukan penandatanganan kerja sama pasokan antara Koperasi Kolaborasi Bisnis Pesantren dengan SPPG dan mitra bisnis lainnya. Selain itu, turut diserahkan berbagai sertifikat halal dan penghargaan, seperti: Sertifikat juru sembelih halal (Juleha), Sertifikat Nazhir Wakaf, Sertifikat halal penyelia SPPG dan rumah potong unggas, Sertifikat Zona KHAS SMA 17 Makassar, dan Sertifikat halal Kantin Koperasi Kantor Gubernur Sulsel.

Acara kemudian ditutup dengan tausiyah dari Syekh Muhammad Jaber yang mengangkat tema “Meneladani Rasulullah dalam Membangun Ekonomi Syariah yang Berkah.”(*)


logo-gosulsel

© 2017 PT Gowa Media Utama, Semua hak dilindungi.