Pantai Tak Berombak, Pantai Tak Lazim di Maros
Halaman 1
Makassar, Gosulsel.com – Berbicara soal pantai, maka yang lazim terlintas adalah sebuah hamparan pasir dengan kecupan ombak. Namun, kelaziman itu pudar ketika mengunjungi yang namanya Pantai Tak Berombak (PTB) di Kabupaten Maros.
Meski disebut sebagai pantai, namun ternyata PTB berupa danau atau kolam air tawar. Dulu, tempat ini dipakai warga sekitar untuk memancing dan sebagainya.
“Saya juga kurang paham kenapa bisa dikasi nama ini PTB. Padahal nyatanya kan sudah bukan pantai. Tapi kayak kolamji. Tapi sebagian anak-anak di sini sering menyebutnya pantai tak berombak,” ujar salah seorang pengunjung, Mizwar, kepada GoSulsel.com, Rabu (19/11/2015).
Lokasi ini bisa Anda tempuh sekitar 50 menit dari Makassar menggunakan kendaraan bermotor. Di sana, tiap pengunjung bisa menikmati berbagai pemandangan bersama keluarga, kawan, atau kekasih sekaligus tempat rekreasi bagi pecinta kuliner di pinggir jalan.
Selain warga Maros termasuk mereka yang tergabung dalam komunitas, tujuan wisata ini ternyata sudah dilirik oleh warga dari luar daerah itu. Memasuki senja, wisata tongkrongan ini mulai ramai pukul 12 malam. Para pedagang makanan juga mulai merapat dan menyulap tempat ini seperti pasar malam setiap hari.
Halaman 2
“Kalau malam beginiki, ramai anak-anak muda, banyak yang datang. Biasa juga orang tua sama keluarganya. Tapi masih lebih banyak anak muda. Terus penjual di sini tengah malampi juga napulang. Jadi anak-anak juga senang makan di sini,” terang Mirna, seorang pedagang Sari Laut di area PTB.
Di sepanjang jalan, kita bisa melihat para pedagang berjejer sambil menjajakan aneka jualannya seperti Sari Laut, Bakso, Nasi Goreng, Ubi Goreng, Jus, dan banyak lagi. Harganya pun bervariatif, mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 15 ribu.
Selain suasana pantainya, pengunjung pula bisa menikmati area hijau sebagai tempat untuk bersantai kala sore hari. Kawasan itu terletak tepat di hadapan PTB Maros. Keindahannya pun sangat menakjubkan karena di sekeliling PTB pengunjung bisa menyaksikan berbagai pemandangan menarik. Mereka juga bisa melihat secara luas lokasi itu.
Menurut salah seorang pengunjung yang tak ingin disebutkan namanya, tempat ini beberapa tahun lalu tak memiliki apa-apa. Ia hanya tempat untuk menyalurkan hobi bagi pemancing. Namun berkat pemimpin daerah Hatta Rahman, lokasi ini akhirnya dikenal dan jadi ikon Kabupaten Maros hingga saat ini.
“PTB ada kalau tidak salah tanggal 5 Februari 2011 dan dirancang untuk menyatukan PKL. Gunanya tersebut agar tidak berkeliaran di tepi jalan. Dan sampai saat ini kawasan ini sebagai tempat wisata kuliner juga tentunya,” kisah salah seorang pegawai negeri yang tak ingin disebutkan namanya.(*)