(Foto: Pasar Senggol di Jl Cendrawasih Makassar terkenal sebagai tempat beli barang kebutuhan rumah tangga dengan harga miring/Jum'at, 15 Juli 2016/Muhammad Muhaimin/GoSulsel.com)

Menyingkap Sejarah Pemberian Nama Pasar Senggol Makassar

Jumat, 15 Juli 2016 | 15:00 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Muhammad Muhaimin - GoSulsel.comReporter: Muhammad Muhaimin - GoSulsel.com

Makassar, GoSulsel.com — Pada umumnya, setiap pasar memiliki nama sesuai lokasi tempat berdirinya. Namun tidak dengan Pasar Senggol. Pasar tradisional ini memiliki karakter uniknya sendiri yang membuatnya beda dari pasar-pasar lain di Kota Daeng.

Pasar ini terletak tak jauh dari Stadion Mattoanging, tepatnya di Jl Cendrawasih, yang meliputi Jl Hati Mulia, Jl Hati Murni, dan Jl KS Tubun, Kecamatan Mariso. Dari kejauhan, pasar ini akan mudah diketahui. Ratusan kendaraan roda dua dan roda empat terparkir memenuhi badan jalan di depan Pasar Senggol. Karena itu, anda harus maklum jika terjebak macet.

pt-vale-indonesia

Pasar tradisional ini sudah ada sekitar tahun 1960-1970-an. Awal nama resmi pasar tradisional Senggol adalah Pasar Sambung Jawa. Karena keramaian dan kepadatannya di malam hari, sesama pengunjung pasar sering saling senggal-senggol, akhirnya pasar ini lebih sering disebut Pasar Senggol.

“Pasar ini disebut pasar senggol karena senggol senggolan orang tiap malam,” ungkap Rangga, pedagang di Pasar Senggol saat ditemui oleh GoSulsel.com

Warga memilih Pasar Senggol sebagai tempat berbelanja yang lengkap dengan harga yang terjangkau. Mulai dari jenis-jenis pakaian hingga kebutuhan pokok yang harganya juga jauh lebih miring dibanding pasar tradisonal lain.

Pasar Senggol mulai buka sekitar pukul 18.00 Wita, bersamaan dengan kembalinya sang senja di peraduannya. Puncak keramaiannya sendiri berlangsung sekitar pukul 20.00 wita hingga pukul 22.00 Wita. Di malam minggu, Pasar Senggol lebih ramai dari malam-malam biasanya.

Halaman: