(Foto: Komunitas peminat permainan skateboard di Makassar bermain di ruas jalan raya/Minggu, 17 Juli 2016/Muhammad Muhaimin/GoSulsel.com)

Makna Ruang Terbuka Kota dan Potensi Kriminalitas Anak Muda Makassar

Minggu, 17 Juli 2016 | 16:42 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Muhammad Muhaimin - GoSulsel.comReporter: Muhammad Muhaimin - GoSulsel.com

Makassar, GoSulsel.com — Era modern membuat perkembangan teknologi semakin pesat, beragam kreatifitas anak muda pun diadaptasi dari budaya keseharian masyarakat barat. Mulai dari penggunaan alat teknologi, hingga alat permainan (game).

Sayangnya, hobi anak muda ini kerap tak didukung oleh ketersediaan fasilitas maupun tata ruang kota oleh pemerintah setempat. Seperti pehobi sepatu roda, skuter, juga skateboard. Permainan seperti itu, khususnya skateboard, butuh arena tersendiri yang lebih luas.

pt-vale-indonesia

Pada mulanya, skateboard ditemukan pada pertengahan tahun 1950 di California Amerika Serikat. Secara historis, skateboard diciptakan oleh tangan manusia dan terbuat dari kayu yang digabungkan dengan ban sepatu roda, lalu disambungakan oleh trucks dari sepatu roda juga yang sangat tebal dan berat. Pada saat itu orang juga belum mengenal nama ‘skateboard’, melainkan ‘sidewalk surfing’.

Kini, skateboard semakin digandrungi oleh masyarakat di Makassar. Dari anak kecil hingga kalangan anak muda. Hal itu bisa dijumpai di ruas jalan ketika Car Free Day. Komunitas skateboard hadir bersama puluhan anggotanya.

Ironisnya ruang bermain di kota Makassar tidak cukup ramah untuk jenis permainan ini. Di kota sebesar Makassar, kita tidak akan memjumpai Skate Park (skatey P) atau taman bermain khusus skateboar, sepeda BMX, dan sepatu roda.

Halaman:

BACA JUGA