(FOTO: Gerbang perbatasan Gowa-Makassar di Jalan Sultan Alauddin/Jum'at, 16 September 2016/Marwan Paris/GoSulsel.com)

Tahukah Anda? Di Gerbang Perbatasan Gowa-Makassar Ada Ukiran 2 Tokoh Kerajaan Gowa

Sabtu, 17 September 2016 | 08:00 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Marwan Paris - GoSulsel.com

Dalam sejarah, Ia juga pernah berperang dengan kolonial VOC hingga diasingkan dan wafat di kota Cape Town, Afrika Selatan. Syekh Yusuf al-Makassari merupakan salah seorang sufi yang diilhami dan diberi kecenderungan memiliki dan menempuh jalan hidup sufi, di mana tujuan utamanya tersimpul pada tiga komponen, yaitu al-taqarrub ila Allah, senantiasa membersihkan jiwanya dari perbuatan-perbuatan yang madzmumah, dan senantiasa berupaya mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

pt-vale-indonesia

Sedangkan Sultan Hasanuddin (I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape)  merupakan raja Gowa ke 15 yang lahir 12 Januari 1631 dan meninggal pada 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun. Karena keberaniannya dalam melawan penjajah Kolonial VOC, ia dijuluki De Haantjes van Het Osten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan dari Timur. Dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia.

Di tempat berdirinya, gerbang ini memang mempunyai nilai sejarah. Secara strategis tak jauh dari pintu gerbang di jalan Syekh Yusuf terdapat kompleks makam dari Syekh Yusuf dan kompleks makam raja-raja Goa.

Muara sungai Jeneberang juga tak jauh dari tempat ini. Dimana diketahui di lokasi tersebut ada bekas benteng kerajaan Gowa, yakni Benteng Somba Opu.

Syekh Yusuf dan Sultan Hasanuddin ini merupakan sosok figur yang tak bisa lepas dari masyarakat Gowa.(*)

Halaman: