(FOTO: Pelapak sepatu cakar di pinggiran jalan raya di kota Makassar/Rabu, 28 September 2016/Marwan Paris/GoSulsel.com)

Menelisik Fenomena Lapakan Sepatu Cakar di Pinggiran Jalan Kota Makassar

Rabu, 28 September 2016 | 20:11 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Marwan Paris - GoSulsel.com

Makassar, Gosulsel.com – Ada fenomena manarik yang bisa Anda temui bila menyusuri jalan-jalan tertentu di Makassar seperti Jalan Toddopuli, Jalan Hertasning atau Jalan Veteran di waktu senja.

Akan Anda jumpai kerumunan dari pedagang-pedagang lapakan. Tapi bukan lapak dari pedagang batu akik ataupun sebuah atraksi dari penjual obat. Melainkan sebuah lapak pedagang sepatu bekas atau cakar yang belakangan ini mulai banyak menjamur di pinggir jalan.

pt-vale-indonesia
(FOTO: Pelapak sepatu cakar di pinggiran jalan raya di kota Makassar/Rabu, 28 September 2016/Marwan Paris/GoSulsel.com)

(FOTO: Pelapak sepatu cakar di pinggiran jalan raya di kota Makassar/Rabu, 28 September 2016/Marwan Paris/GoSulsel.com)

Mungkin hal itu sudah biasa jika pakaian cakar yang diperjualbelikan yang hampir di setiap pasar rakyat bisa kita temui. Tapi anehnya, di sini hanya beragam sepatu bekas yang berjejer di atas tarpal bisa menjadi daya tarik para pengguna jalan di kota Makassar.

Gosulsel.com pun tertarik untuk menelusuri fenomena di balik kerumunan lapak pedagang sepatu bekas yang bisa dikatakan lagi digandrungi warga Makassar ini. Salah satu lapak yang berjejer di emperan jalan Hertasning, milik seorang ibu bernama Dahlia memberikan keterangannya kepada Gosulsel.com saat ditemui, Selasa (27/9).

Ibu Dahlia mengungkapkan bahwa munculnya pedagang sepatu bekas ini belum lama. Baru sekitar beberapa bulan, bahkan sebelumnya biasa saja dan tidak seramai seperti saat ini.

(FOTO: Pelapak sepatu cakar di pinggiran jalan raya di kota Makassar/Rabu, 28 September 2016/Marwan Paris/GoSulsel.com)

(FOTO: Pelapak sepatu cakar di pinggiran jalan raya di kota Makassar/Rabu, 28 September 2016/Marwan Paris/GoSulsel.com)

“Belumpi lama ini pedagang sepatu bekas ada, baru beberapa bulan. Mungkin karena lagi bumingki, jadi banyak orang cari, jadi banyak juga orang buka lapak sepatu bekas. Saya saja, yang sudah lama usaha baju cakar, mulai juga buka lapak sepatu bekas. Karena lihat banyak orang cari sepatu,” ungkapnya.

Munculnya lapak pedagang sepatu bekas, kata bu Dahlia, tidak memiliki kejelasan pasti. Hanya tiba-tiba hadir begitu saja, ia hanya bisa memprediksi bahwa ini muncul dikarenakan kebutuhan masyarakat akan sepatu.

“Mungkin karena alasannya orang sering ganti-ganti sepatu. Butuh ki juga sepatu yang bisa digunakan kayak seperti dipakai untuk olahraga, jalan-jalan, pakai kerja atau dijadikan cadangan sepatu,” kata ibu Dahlia.

Para pelapak sepatu bekas ini buka tiap harinya. Mereka biasanya akan membuka lapak ketika jelang sore di waktu kendaraan ramai sehabis jam kerja. Sampai malam sekitar jam 10 saat jalanan mulai sepi dari kendaraan.(*)