Terlihat semua kandidat mengenakan pakaian adat khas Bugis-Makassar sebagai simbol identitas kota ini. Bahkan saat pendaftaran di beberapa tempat, dengan kreatifitas sendiri sejumlah calon mendaftarkan diri sembari diarak warga masing-masing menggunakan becak hias.

Terpisah, Kepala Bagian Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Makassar Iskandar Lewa mengatakan, Karena rivalitas hanya berlangsung dalam wilayah RT/ RW masing-masing, sehingga tak jarang kandidat yang bertarung masih memiliki hubungan kekerabatan yang kuat.

Di Kecamatan Tamalanrea ada kandidat RW incumbent yang ditantang saudara kandungnya sendiri yang sebelumnya menjabat Ketua RT setempat.

Bahkan, lanjutnya, di Kecamatan Makassar ada suami istri yang juga ikut mendaftarkan diri.

“Ini bisa saja terjadi karena tidak ada dalam Perwali yang mengatur itu. Seperti di Kecamatan Makassar, istrinya maju sebagai calon RT dan Suaminya Calon RW, itu sah-sah saja,” pungkasnya.(*)

---