Koordinator Humas Panitia Lokal (Panlok) Makassar SBMPTN, Ishaq Rahman mengatakan ujian yang dilaksanakan Selasa, (16/05/17) akan diawasi dengan lebih ketat. Ini berbeda dengan pengawasan yang disiapkan tahun lalu.
#

Dosen Politik Unhas: Membandingkan Sulsel dengan Bantaeng Itu Tendensius

Selasa, 18 Juli 2017 | 14:56 Wita - Editor: Irwan Idris -

Makassar, Gosulsel.com — Video kampanye politik yang dibuat oleh relawan muda calon gubernur Sulsel Nurdin Abdullah (NA) mendapat tanggapan beragam dari netizen.

Dosen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas), Ishaq Rahman, misalnya, menilai bahwa video tersebut bisa kontraproduktif atas citra yang selama ini susah payah dikonstruk NA. “Cara terbaik menaikkan daya tarik adalah dengan memaksimalkan kualitas diri. Sedapat mungkin menghindari cara-cara menunjukkan kelemahan pihak lain,” terangnya pada Gosulsel.com, Senin (17/07/2017).

Terlebih, lanjut Ishaq, konten video itu membandingkan dua hal yang tidak seimbang. Dia menilai, capaian NA di Bantaeng tidak sederajat bila diperhadapkan dengan dinamika perkembangan kota Makassar, “Tidak apple to apple, membandingkan Makassar dengan Bantaeng, apalagi Sulsel dengan Bantaeng, cenderung tendensius,” nilainya.

Ishaq menyontohkan perbandingan tidak setara antara pembangunan rel kereta dan jalan layang yang ditangani oleh pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dengan pembangunan pertanian di Bantaeng.

“Seandainya di Bantaeng juga ada pembangunan rel kereta api atau ada jalan layang, lalu membanding-bandingkan dengan yang dibangun pemprov, itu bisa diterima. Namun membandingkan pembangunan rel kereta dengan pembangunan pertanian, rasanya tidak sesuai,” sergah Kepala Bagian Hubungan Masayarakat (Humas) Unhas itu.

Ia pun menyayangkan konten video buatan relawan yang efeknya tidak terukur maksimal. Baginya, pengelolaan konten, penggarapan pesan, penentuan sudut, dan visi besar di dalamnya adalah persoalan serius yang tidak mudah.

“Itulah sebabnya para politisi, selebriti, maupun bisnis besar perlu menyerahkan hal-hal seperti ini kepada para professional. Paling tidak, relawan perlu didampingi oleh professional,” sarannya.(*)


BACA JUGA