#

Pengamat Politik: Pilgub Sulsel Bakal Ajang Pertarungan Figur Luwu Raya

Senin, 31 Juli 2017 | 07:24 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

Makassar, GoSulsel.com  Pilgub Sulsel bakal menjadi pertarungan figur Luwu Raya. Hal ini terlihat dengan banyaknya figur Luwu Raya yang bakal ‘running’ di Pilgub Sulsel 2018 mendatang.
 
Aziz Qahar Mudzakkar (AQM) dan Andi Mudzakkar (Cakka) sudah pasti berkontestasi dengan mendampingi masing – masing Nurdin Halid (NH) dan Ichsan Yasin Limpo (IYL). Sementara Luthfi A Mutty dan Aliyah Mustika Ilham juga kuat disebut – sebut akan berpaket dengan Agus Arifin Nu’mang.
 
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Priyanto menilai bahwa magnitude Luwu Raya memang sangat memikat dalam setiap kontestasi politik di Sulsel. 
 
Secara kultural, perilaku pemilih geopolitik Luwu Raya menjadi berbeda, karena di wilayah ini masih ada pengaruh Kedatuan Luwu serta menjadi basis keluarga dan pemilih tradisional klan Qahhar Mudzakkar.
 
Tidak hanya itu, kata Luhur, sikap tokoh politik Luwu Raya yang spartan dengan solidaritas di Wanua (sekawasan) menjadi karakter yang sejalan dengan kerja – kerja politik elektoral.
 
“Meskipun tokoh-tokoh Luwu pada momentum Pilgub 2018 ini, lebih berperan sebagai wakil atau 02 (calon Wakil Gubernur), tetapi tidak mengurangi pengaruh ketokohan dari wilayah ini,” kata Luhur saat dikonfirmasi pada Minggu (30/7/2017).
 
Perihal kedatuan dan klan Qahar Mudzakkar, Ichsan Yasin Limpo memang lebih awal menyatukan kedua pengaruh tersenbut. Hal ini dengan menggandeng Andi Mudzakkar sebagai calon Wakil Gubernur serta melibatkan Datu Luwu Mackulau Andi Maradang dalam penggodokan pendamping IYL. Hal ini tentu akan berpengaruh besar terhadap basih pemilih Luwu Raya. 
 
Meski begitu, Luhur menilai selama ini Kedatuan lebih berperan sebagai benteng kebudayaan, menjadi perekat dari perbedaan – perbedaan politik. Akan tetapi Sikap politik Datu Luwu yang tegas berpihak pada IYL – Cakka pada pilgub kali ini, juga akan menjadi ujian bagi pengaruh politik Kedatuan dalam Pilkada.
                        
“Pemilih tradisional Klan Qahar Mudzakkar pasti mengalami fragmentasi. Meskipun Cakka dan Aziz Qahar sebenarnya masing – masing memiliki basis pemilih keluarga yang berbeda,” imbuhnya.(*)