Selama 7 Hari, IYL Penelitian di Jepang & Korea

Selasa, 22 Agustus 2017 | 12:41 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Baharuddin - GoSulsel.com

Makassar,GoSulsel.com – Keseriusan Ichsan Yasin Limpo (IYL) menggali banyak ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan tentang pendidikan dasar patut diacungi jempol.

Betapa tidak, di tengah sederet aktivitasnya sebagai ketua PMI dan kandidat gubernur, mantan Bupati Gowa dua periode tersebut tetap meluangkan waktunya melakukan penelitian untuk penyusunan disertasi gelar doktornya di Program Pascasarjana Unhas.

pt-vale-indonesia

Rencananya, Ichsan yang sejak dulu dikenal sebagai pelopor pertama pendidikan gratis di Indonesia ini, selama sepekan akan berada di Jepang dan Korea Selatan. Sesuai jadwal, ia bakal bertolak dari Jakarta ke Jepang, Rabu (23/08/17) malam.

“Besok malam saya berangkat. Empat hari di Jepang, dan 3 hari di Korea,” kata IYL saat dikonfirmasi mengenai kepastiannya berangkat ke luar negeri melanjutkan penelitian, Selasa (22/08/17) siang.

Selama tujuh hari, penelitian yang fokus mendalami tentang penerapan pendidikan dasar itu, Ichsan akan mengambil sampel di beberapa sekolah, kementerian pendidikan, maupun wawancara praktisi pendidikan di dua negara tersebut.

Sekadar diketahui, Ichsan yang tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana di Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin (Unhas) fokus pada penelitian penyusunan desertasi tentang “Politik Hukum Pendidikan Dasar Dalam Sistem Pendidikan Nasional.”

Tercatat ada tujuh negara yang dijadikan lokasi penelitian Ichsan. Masing-masing Singapura, Malaysia, Swiss, Jepang, Korea, Newzealand dan Belanda. Khusus di Singapura, IYL sudah melakukan proses wawancara di sekolah dan kementerian, termasuk menyerap berbagai informasi.

Sekadar diketahui, ujian proposal penelitian yang diajukan Ichsan Yasin Limpo di dilewati dengan sempurna. Bahkan, tujuh guru besar yang menjadi tim penguji dan promotor kandidat doktor ini tak ragu memberi nilai A.

Nilai sempurna yang jarang didadapatkan calon peneliti saat melakukan ujian proposal, berhasil dicatatkan Ichsan yang secara meyakinkan mampu memukau para guru besar di bidang hukum, tata negara, maupun di bidang pendidikan.

Di proposal penelitian ini, ketua PMI Sulsel ini, mengambil latar belakang dari Pembukaan UUD 45 aline 4 yang garis besarnya tengang negara harus bisa mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam kajiannya, Ichsan melihat sistem pengelolaan pendidikan Indonesia masih ‘tertinggal dan terbelakang’ jika dibanding dengan sistem pendidikan yang ada di negara negara Asia lainnya.

“Hal ini dilihat dari pelayanan pendidikan nasional yang masih berorientasi pada filosofi ‘stres akademik’ yang cenderung memaksakan, menekan, bahkan mengancam. Cara ini tentu saja tidak akan menciptkan atmosfir belajar yang kondusif untuk memberikan ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengembangkan krativitasnya,” papar Ichsan yang di ujian ini mengenakan jas almamater Unhas.

Padahal, lanjut dia, kreativitas sangat dibutuhkan untuk berinovasi dan berkompetisi di masa mendatang. Sebab dampak dari penerapan sistem pendidikan itu berdasarkan hasil PISA (programer for internasional student assesment), kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun di bidang Matematika, sains dan membaca masih rendah diibanding dengan peserta didik di dunia.(*)


BACA JUGA