Nurdin Abdullah
#

Tinggalkan TBL, Tak Jamin Langkah NA Mulus ?

Senin, 18 September 2017 | 13:53 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

Makassar,GoSulsel.com – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah – Tanribali Lamo (NA – TBL) diwacanakan bakal pisah jelang Pilgub Sulsel 2018 mendatang. NA disebut – sebut bakal mengganti TBL dengan saudara kandung Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman, yakni Sumardi Sulaiman.

Menanggapi hal tersebut, pakar politik dari Universitas Bosowa (Unibos) Makassar, Arief Wicaksono mengaku, awalnya juga kaget, lantaran adik Mentan ini sebelumnya digadang-gadang sebagai 02 (calon wakil bupati) Andi Fahsar Padjalangi di Pilkada Bone.

pt-vale-indonesia

“Tapi, kalau melihat kecenderungan hadirnya skenario nasional pada Pilgub Sulsel ke depan, menurut saya wajar saja. Mengingat Mentan adalah figur yang pada Pilpres 2014 kemarin merupakan pendukung utama Jokowi di Sulsel,” kata Arief, saar dikonfirmasi, pada Senin (18/9/2017).

Arief mengatakan, jika NA benar – benar akan bongkar pasangan, maka akan berpengaruh terhadap tim yang selama ini mensosialisasikan pasangan NA – TBL. Menurutnya, ketika nama TBL mulai redup sebagai 02 (calon wakil gubernur) NA, maka gejolak dan dinamikan di internal tim pasti akan muncul.

“Saya yakin, gejolak atau dinamika tim yang selama ini yakin NA dan TBL benar berpaket, pasti terjadi, meskipun riaknya tak besar. Apalagi ini rencananya dipasangkan dengan adik Mentan,” kata Arief.

Dia mengatakan, meski memiliki kelebihan, tapi hanya pada aspek geopolitik, dimana harapannya peta suara pemilih tengah – utara akan cukup diakomodir, meski tidak seluruhnya.

Selain itu, lanjutnya, ada dukungan yang cukup serius dari kelompok Presiden RI Jokowidodo, sehingga pasangan ini setidaknya akan menggunakan infra dan suprastruktur politik yang diwariskan Andi Amran Sulaiman ketika bergerak mengelola relawan Jokowi Sulsel. Hanya memang, Sumardi Sulaiman dinilai memiliki kekurangan untuk dalam bursa pasangan calon yang terdaftar di KPU.

“Minusnya adalah karena keduanya bukan tokoh atau figur atau elit parpol, sehingga masih akan membutuhkan kerja keras untuk mendapatkan restu parpol. Selain itu, adik mentan ini tidak pernah masuk dalam survey-survey politik sebelumnya, sehingga popularitasnya masih harusnya dipertanyakan kembali, dan karena itu masih harus terus menerus disosialisasikan kepada masyarakat,” ucap Arief.

Dia mengatakan, paket NA – SS akan bica melenggang mulus, jika pamor NA dirasakan cukup untuk menunjang calon bakal calon wakilnya, meskipun waktu sudah semakin mepet.

Sementara itu, pakar politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Adi Suryadi Culla menilai, TBL lebih populer ketimbang Sumardi Sulaiman (SS). Bahkan menurutnya, SS saat ini belum dikenal dikalangan publik di luar Kabupaten Bone.

“Tidak kuat sumarfdi itu kan, lebih populer Tanribali. Itu kan nama yang baru muncul. Jadi membuturhkan kerjas keras, smeentara waktunya sudah mepet. Harus disurvei dulu itu, apalagi kan bukan hanya disurvei popularitas, tapi juga akseptabilitasnya dan elektabolitasnya. Kalau dibuat perbandingan juga, figuritasya, saya yakni masih bagusnlah Tanribali. Terlalu spekulatif menurut saya,” tutur Adi, sapaannya.

Tidak hanya itu, dia mengatakan track record SS belum terbaca oleh pemilih di Sulsel. Sehingga, jika NA memilih SS, maka hanya makin mempersulit langkahnya untuk maju pada hajatan politik lima tahunan mendatang.

Disinggung perihal totalitas kubu Jokowi untuk mendukung NA di Pilgub mendatang. Menurut Adi sangat tidak rasional. Dia bahkan menilai, kubu istana tidak akan mampu mempengaruhi kontestasi politik nanti.

“Biar ada dukungan, tapi kan tidak sesimpel itu yah, itu kan perlu diperjelas, bagaimana ketertarikan partai pengusungnya terhadap kandidat, tidak sesederhana itu. Pilkada kan dilakukan di Sulsel, dia (Jokowi) tidak akan sampai punya pengaruh. Menurut saya tidak pengaruh itu. Saya kira figurnya yang harus kuat, kan istana jauh di sana,” ucap Adi.

“Rasionalistasnya lema sekali menurut saya dibayangkan dan perhitungkan yah,” imbuhnya.

Sebelumnya, Tanribali Lamo yang coba diwawancarai enggan untuk memberikan komentar. Dia hanya mengarahkan awak media untuk wawancara langsung kepada Nurdin Abdullah. “Ke prof NA mi dik,” kata Tanribali Lamo, pada Minggu kemarin.(*)


BACA JUGA