Gadis Berdarah Gowa: Dari Model, Duta Genre Hingga jadi Penulis Buku

Senin, 20 November 2017 | 13:30 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Afrilian Cahaya Putri - GoSulsel.com

Gowa,GoSulsel.com – Wirda Tri Hasfi, Gadis lulusan Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang menepuh karir menjadi seorang penulis sejak duduk dibangku SMA, kini dikenal hampir seluruh wilayah Indonesia, berkat Tulisan-tulisannya yang membuat hati pembaca meleleh.

Daeng Mayang, Nama panggilan Gadis Asli Sungguminasa, Gowa ini begitulah ia kerap disapa oleh keluarga dan orang terdekat. Obrolan kami beberapa waktu lalu nyaris ditunda karena cuaca yang tidak mendukung untuk kami bertemu diluar rumah.

pt-vale-indonesia

Gaya penulisan Prosa yang kerap kali diselipkan pada tulisannya yang berjumlah Empat buku ini memiliki tempat tersendiri dihati penggemarnya. Selintas, tak ada yang istimewa dan aneh dalam tulisan Wirda.

Namun, yang membuatnya istimewa adalah diusianya yang masih begitu muda, prestasi gemilang kerap kali ia capai. Meskipun begitu, tak membuat dirinya sombong. Wirda yang dikenal bersahaja ini rupanya sangat humoris dan kerap kali dialah yang mencairkan suasana saat wawancara berlangsung.

Anak ketiga dari Lima bersaudara ini telah mencoba peruntungannya lewat berbagai macam kegiatan, mulai dari Model, bergabung dalam Maysa Modelling Course, dan menyabet Empat Duta dalam kurun waktu yang berdekatan.

“Alhamdulillah, Juara II Duta Anti Rokok di 2014, selanjutnya Runner Up III Duta Kamtibmas di 2015 lalu yang merupakan duta kebanggan saya, karena ternyata Makassar itu luas loh, dan pergaulan saya masih sebatas itu-itu saja, terakhir saya mewakili Kabupaten Gowa dan Universitas menjadi Duta Gendre hingga tingkat Provinsi,” bebernya kepada Gosulsel.com beberapa waktu lalu.

Dirinya mengaku, awalnya hanya iseng menulis sebuah cerpen dan mengirimnya disebuah surat kabar harian di Makassar, tak menyangka bahwa sudah beberapa kali tulisannya terbit di rubric remaja, disitulah dia bertekad ingin menjelajahi hobynya tersebut. Pasalnya, menulis bukanlah sesuatu yang dirinya idamkan, melainkan dirinya ingin menjadi seorang Kepala Derah.

“Ummiku selalu berharap kalau saya nantinya akan jadi Dokter dan Politisi, tapi ya mungkin sudah jalannya saya berkutat dengan segudang naskah tulisan saya, meskipun hingga detik ini cita-cita menjadi seorang kepala daerah masih kuat dihati saya,” tuturnya sesekali tertawa.

Menurutnya, untuk mencapai nama Dardawirda yang dikenal sebagai seorang penulis muda saat ini melalui banyak rintangan. Dirinya mengaku sudah beberapa kali melalui fase penolakan dari naskah-naskah yang ia buat. Namun, dengan adanya dukungan orang-orang yang menginginkan tulisan miliknya dibukukan agara lebih enak dibaca.

Wirda akhirnya membukukan tulisannya yang dalam sebuah judul buku “Senandung Rasa” diawal 2016. Awalnya buku Senandung Rasa miliknya ada versi buku kolektif yang ditulisnya bersama dengan teman-teman satu jurusan dan cukup tenar dikalagan Universitas, dengan judul “Jempol Merah” di tahun 2015.

Di tahun 2017 lahir buku ketiga “Diary 7 Kurcaci” yang merupakan buku kolektif juga yang ditulis dari beberapa penulis muda di Makassar. Sebuah buku yang dalam bentuk prosa, ala-ala Fiersa Besari, Boy Chandra, namun dikemas sesuai dengan ciri khas masing-masing penulis muda tersebut.

“Buku ketiga ini kalau anak muda sekarang bilangnya ‘Senandika’, jadi seperti monolog gitu, ini berisikan kegundahan hati, kegalauan, tentang kehidupannya, tentang kesukaannya, dan ini ditulis oleh Tujuh orang, makanya diberi judul bukunya Diary 7 Kurcaci.

Kalau ada yang bilang ini picisan, bagi saya tidak. Sebuah karya tidak ada yang picisan, tergantung siapa dan bagaimana kita memaknainya saja,” jelasnya kepada Gosulsel.com disebuah Café di Gowa.

Dara berhijab ini juga mengungkapkan, setelah ikut Sayembara Kepenulisan Tingkat Nasional, yang diadakan Inspirator Akademi baru-baru ini, dirinya mengaku sangat bangga karena naskah tulisannya bisa masuk dalam 20 Naskah terbaik dan dibukukan dalam judul buku “Jodoh Untuk Langit” yang merupakan Antologi Cerpen.

“Alhamdulillah Naskah saya bisa mengalahkan ratusan naskah se-Indonesia dari Sabang hingga Merauke,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Penulis dengan Empat Karya yang dibukukan ini tak lantas membuatnya berpuas diri. Dirinya mengungkapkan untuk penggemar tulisan-tulisannya, akan ada naskah solo keduanya yang ia bocorkan khusus untuk Gosulsel.com yakni berjudul “JEDAH”

“Buku ini terinspirasi dari bukunya John Gray “Truly Mars and Venus” sehingga saya buat prosanya dalam bentuk pendekatan cowok dan cewek, tapi penulisannya ya tetap senandika,” tutupnya.(*)


BACA JUGA