Legislator Demokrat Toraja Ini Berhasil Pertahankan Disertasi Doktor UNM

Selasa, 27 Februari 2018 | 13:59 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Citizen Reporter

Makassar,GoSulsel.com – Gaya politik pindah partai bukan lagi fenomena sejak munculnya sistem kepartaian di Indonesia, termasuk di daerah. Meski demikian, tidak harus menjadi legitimasi negatif terhadap politisi.

Hal tersebut diulas Legislator Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tana Toraja, Kristian HP Lambe, saat mempertahankan disertasinya dalam Ujian Doktoral Jurusan Sosiologi Program Pasca Sarjana (PPS) Universitas Negeri Makassar (UNM), Selasa (26/2/2018).

pt-vale-indonesia

Dalam disertasi itu, mantan Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kota Makassar lebih banyak mengulas tentang prilaku pindah partai politik di Toraja.

Terutama gaya pindah partai bagi politisi yang partainya tidak lagi ikut pemilu. Salah satu partai yang mengalami kondisi itu adalah Partai Damai Sejahtera (PDS).

Menurut Kristian di depan para penguji, tidak sedikit mantan politisi PDS berhasil terpilih menjadi legislator ketika berada di partai baru. 

Dalam Disertasi berjudul “Strukturisasi Politisi Toraja di Panggung Politik Sulawesi Selatan (Kasus Aktor Partai Damai Sejahtera)”, Kristian berhasil meyakinkan tim penguji dan menyelesaikan ujian tersebut dengan hasil memuaskan.

“Dari beberapa fakta, aktor (politisi PDS) memilih partai baru dengan mencari partai bervisi yang sama menurut hasrat politik, logika dan kepentingan pragmatis. Tentu ada yang gagal, tetapi tidak sedikit yang berhasil terpilih menjadi anggota DPRD,” bebernya.

Kristian sendiri sebelumnya adalah mantan legislator PDS Tana Toraja periode 2009-2014. Namun, PDS tak dapat mengikuti Pemilu 2014 karena tak lolos Elektoral Treshold, yang memaksanya pindah ke Partai Demokrat. 

Di Demokrat, Kristian terpilih kembali menjadi legislator di Pemilu 2014.

Kepindahan tersebut, kata dia, cukup sulit dari sisi ideologis. Karena PDS adalah partai nasionalis religius, sedangkan Demokrat partai nasionalis. 

Namun, setiap aktor (politisi) dimaksud untuk berhasil adalah memiliki kemampuan adaptasi dalam produksi sosial di partai baru.

“Dalam proses negosiasi yang dilakukan aktor (politisi)yang paling pertama adalah diberikan ruang dalam struktur partai baru. Lalu beradaptasi dan berproduksi secara sosial politis,” jelasnya. 

Selain guru besar dan tim penguji, ujian ini turut dihadiri Wakil Bupati Tana Toraja Victor Datuan Batara, anggota DPRD Sulsel asal Toraja Alex Palinggi, Ketua KPUD Tana Toraja Rizal Randa, Ketua HIPMI Tana Toraja Deltha Palungkun, mahasiswa peninjau dan puluhan undangan lainnya. (*)


BACA JUGA