Ilustrasi

Ancam Pecat Kader di Gowa, Golkar Dianggap Tebang Pilih

Minggu, 04 Maret 2018 | 19:19 Wita - Editor: Baharuddin -

Makassar,GoSulsel.com – Polemik di internal Partai Golkar kembali muncul di permukaan. Hal itu, pasca adanya usulan pemecatan pada kader-kader Golkar yang memilih tidak mendukung Nurdin Halid di Pilgub Sulsel.

Beberapa kader Golkar yang juga anggota DPRD Gowa dari Fraksi Golkar misalnya memilih mendukung Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar di Pilgub Sulsel ketimbang mendukung calon usungan Golkar, seperti Kasim Sila, Irmawati Haeruddin, Musaddiah Rauf. Akibatnya, mereka kemudian diancam akan dipecat dari partai karena dianggap melawan keputusan partai.

Menanggapi hal itu, mantan Sekretaris DPD II Partai Golkar Gowa, Kamaruddin Dg Timung, mengungkapkan, jika DPD II Gowa dan DPD I Sulsel kini dijalankan diluar aturan organisasi sehingga, sangat gampang melakukan pemecatan.

“Apapun sekarang bisa dilakukan oleh pengurus dibawah kendali Nurdin Halid. Biarpun harus memilih-memilih dalam menerapkan aturannya, bahkan biarpun itu diluar dari aturan partai,” ungkapnya.

Usulan pemecatan yang dilakukan oleh pengurus DPD II Golkar Gowa misalnya, kata dia, tidak berdasar dan tidak sesuai mekanisme. “Di aturan kan ada mekanisme pemecatan. Ini belum pernah ditegur langsung mau dipecat. Itu jelas tidak ada dalam aturan Golkar. Mungkin aturan pribadi Pak Nurdin,” jelasnya.

Tapi menurut Kamaruddin, pelanggaran organisasi yang dilakukan pengurus DPD II Gowa dan DPD I Sulsel sangat wajar. Pasalnya, kepengurusan yang ada juga hasil dari tidak berjalan normalnya partai Golkar.

“Pengurus DPD I Sulsel yang sekarang kan pengurus instan yang tidak melalui Musda. Penunjukan langsung dizaman Pak Setnov. Bisa dibilang dinasti Pak Setnov lah,” terangnya.

Sementara itu, kader muda Golkar yang juga terancam dipecat, Sugianto Pattanegara, mengaku siap melawan keputusan partainya jika dipecat karena mendukung IYL-Cakka.

“Terkait dukungan kami ke IYL-Cakka itu hak prerogatif pribadi saya dan tidak pernah mengatasnamakan partai apalagi menggunakan atribut Golkar dalam aktifitas dukungan ke IYL-Cakka.  

Kami siap melawan keputusan sepihak itu dan akan berkonsolidasi dengan teman teman di Golkar demi menyelamatkan partai dari pelanggaran   dan ketidak taatan pada asas organisasi.  Golkar tidak mengenal pemecatan secara mendadak. Justru Golkar Gowa dan Golkar Sulsel sudah saatnya musda atau dimusdalubkan,” protesnya.

Apa yang dilakukan DPD I dibawah kendali Nurdin Halid, menurut Sugainto, tidak bisa dibiarkan terus bicara taat asas baru mereka selalu melanggar asas.

 “Golkar Gowa yang seharusnya musda hanya berputar pada plt berulang ulang begitu juga di DPD I Golkar Sulsel sudah seharusnya musda tetapi tiba tiba ada pengurus definitif tanpa melalui musda,” ungkapnya.

Terkait rencana pemecatan kader-kader Golkar yang lebih memilih mendukung IYL-Cakka, Sigianto menantang Golkar Sulsel untuk memberlakukan hal yang sama pada kader lainnya yang memilih mendukung kandidat selain usungan Golkar.

“Kalau Golkar konsisten harus juga pecat Pak Roem karena tidak mendukung calon bupati usungan Golkar di Sinjai. Memecat Maqbul Halim yang memilih mendukung Danny Pamanto ketimbang usungan Golkar Appi-Cicu,” pungkasnya. (*)


BACA JUGA