Mengenal Lebih Dekat Panglima LMP, Andi Nasrun Mantja

Minggu, 04 Maret 2018 | 19:10 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

Makassar, GoSulsel.com – “Tulus pada pegabdian, amanah pada jabatan dan wibawah pada pasukan”. Kalimat ini begitu melekat, seolah tidak lagi bisa dipisahkan dengan Panglima Markas Daerah (Mada) Laskar Merah Putih (LMP) Sulsel, Andi Nasrun Mantja.SH.

Pria kelahiran Makassar, 12 April 1970 ini didaulat menjadi Panglima dikepimpinan Ketua Mada LMP Sulsel, Irwan Adnan atas ketulusannya bekerja tanpa pamri dalam membesarkan organisasi ataupun lembaga.

Bagi Nasrun, tidak pula egois dalam bertindak. Dia selalu mendahulukan kebijakan yang diawali dengan musyawarah mufakat. Tapi tegas, hal yang tidak bisa dia hindari.

Hal ini juga tercermin dibeberapa kali Nasrun mengambil tindakan. Dia selalu berkoordinasi dengan pimpinan diatasnya, begitupun menyerap aspirasi pasukan yang dibawahinya, khususnya di LMP.

“Ini yang banyak saya dapatkan di beberapa tempat kami berorganisasi. Tapi tegas, memang bukanlah hal yang harus ditawar-tawar bagi saya, itu adalah keharusan. Kalau misalnya saya salah, maka salah, tidak ada lagi pembelaan, itu yang namanya tegas,” kata Nasrun Mantja, Minggu (4/3/2018).

Pria bertubuh kekar ini memang dikenal piawai dan tegas dalam memimpin organisasi massa. Bukan hanya di LMP. Bahkan Nasrun pernah memimpin organisasi Relawan Jakarta. Di tangan dia, organisasi ini dikenal dan disegani hampir di seluruh Kota Makassar.

Sejak masih mudah, dia telah mengarungi sejumlah organisasi. Atas pengalamannya pula dia banyak dibutuhkan dalam organisasi massa. 

“Iya benar, sampai sekarang juga saya kendalikan Relawan Jakarta. Tapi bagi saya, berorganisasi tidak dengan murahan. Yang kadang mengancam-mengancam untuk memeras orang lain,” tegas tokoh masyarakat Lajangiru, Ujung Pandang, Makassar ini.

Memang parasnya yang terlihat sangar ternyata tidak sesuai dengan penilaian banyak orang. 

Nasrun mengatakan, dirinya juga banyak melakukan edukasi untuk mengembalikan organisasi pada khittanya. Menurutnya, banyak organisasi dicatut buruk lantaran hanya melakukan kerja-kerja anarkis untuk menebar ancaman.

Padahal, lanjutnya, organisasi adalah lembaga independen yang mestinya hadir sebagai solusi atas segala bentuk kesenjangan, kesewenang-weangan dan permasalahan sosial.

“Tidak semua masalah harus dilakukan dengan demo-demo misalnya. Kalau ada yang ter-framing bahwa organisasi itu tempat untuk demo-demo salah. Kita ini harus kerja cerdas, buat apa demo kalau kita ada solusi atas kesalahan yang terjadi. Berorganisasi itu bukan pada sebesar apa suara kita untuk berteriak, tapi sebesar apa isi otak untuk hadir solutif di tengah kesenjangan,” jelasnya.

Sisi berbeda dari seorang Nasrun yang jarang orang ketahui, ternyata dia kerap kali melakukan kerja-kerja pengabdian sosial. 

“Berorganisasi juga harus banyak bergerak di pengabdian-pengandian sosial. Mari kita kembalikan khitta organisasi secara umum, dan LMP siap berada di garda terdepan,” tuturnya.

pt-vale-indonesia

Baginya terlibat dalam pesta demokrasi dalam menentukan pilihan adalah sebuah keharusan. Dia mengatakan, golput bukanlah sebuah solusi, sehingga terlibat menentukan dalam pandangan obyektif termasuk terlibat dalam menentukan arah pembangunan daerah ke depan.

Olehnya, untuk Pilkada serentak tahun 2018, Nasrun memilih Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) di Pilgub Sulsel dan Moh Ramdhan “Danny” Pomanto-Indira Mulyasari Paramastuti (Danny-Indira) di Pilwali Makassar.(*)


BACA JUGA