Deng Ical Sebut Bertani Menjadi Gaya Hidup dan Primadona Masyarakat Perkotaan

Rabu, 25 April 2018 | 20:09 Wita - Editor: Irfan Wahab - Reporter: A Nita Purnama - GoSulsel.com

Makassar, Gosulsel.com – Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Makassar, Dr Syamsu Rizal MI, membuka sosialisasi Pengawasan dan Pelindungan Tanah yang digelar Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar, di Hotel Grand Asia, Rabu (25/04/2018).

Sosialisasi ini diikuti ratusan peserta dari kelompok tani kota dan kelompok tani wanita se-Kota Makassar, dan mengambil tema ‘Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi, Palawija dan Holtikultura Secara Ramah Lingkungan.

pt-vale-indonesia

Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Deng Ical mengatakan jika pertanian kota saat ini menjadi primadona di beberapa kota bahkan hampir semua kota di dunia. Mulai dari kalangan kelas bawah hingga eksekutif.

Menurut Deng Ical, pertanian itu sudah menjadi lifestyle atau gaya hidup masyarakat perkotaan. Karena pertanian tidak lagi identik dengan lumpur, kotoran dan jorok-jorok. Tapi kini pertanian bisa menjadi sarana efektif untuk mengurangi stress.

“Karena sekarang ini biar direktur bank sudah mau menjadi petani di perkotaan, biar dia lagi pakai dasi tetapji suka siram-siram tanaman. Karena menurtunya, pertanian itu bukan lagi gengsi pada soal cocok tanam tapi sudah menjadi gaya hidup yang bisa menghilangkan stress,” kata Syamsu Rizal sapaan Deng Ical.

Lebih lanjut, dia mengatakan, di kota-kota lainnya seperti Jepang dan Yokohama, bahkan Amerika itu sudah banyak kelompok-kelompok eksekutif dipakai sebagai moment pertanian.

“Kalau di Makassar sudah mulai juga muncul seperti Makassar berkebun. Kita bertemu itu dalam suasana yang nyaman, karena kita sama-sama bercocok tanam lombok dan sawi, habis itu kita berbicara bisnis, dan Itu adalah perubahan-perubahan gaya hidup yang mesti kita sikapi dengan baik,” tuturnya.

Oleh karena itu, Deng Ical mengatakan, pertemuan ini bukan hanya sekedar mewakili diri kita sebagai petani. Tapi selain bertani, kita juga memiliki kualifikasi tugas tambahan yang lain.

“Disini ada pegawai negeri, pengusaha ikan dan pegusaha lainnya, bahkan ada RT dan RW. Semuanya ada disini karena telah diakui sebagai orang yang dipercaya masyarakat, sehingga kalau kita mengerti dengan baik. Pasti masyarakat akan mengikuti cara kita memperlakukan alam dengan baik,” jelasnya.

“Saat ini mesti kita pahami bahwa alam dan lingkungan itu layaknya seperti manusia, yang ada waktunya tumbuh dan berkembang dengan baik, waktunya sakit dan juga ada waktunya pada saat tua, dan itu mesti kita perlakukan dengan baik,” tambahnya.

Sementara Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar, Rahman Bando mengatakan, kondisi pertanian di kota Makassar sangat berbeda dengan di daerah tetangga lainnya yang dominan dengan lahan pegunungan sedangkan Makassar di dominan dengan lahan pemukiman penduduk.

“Maka dari itu kami mengundang semua kelompok-kelompok petani untuk mengikuti sosialisasi terkait dengan pengelolaan pertanian perkotaan. Selain itu, kami juga mengundang para pakar-pakar yang ahli dibidangnya untuk memberikan pemahaman yang lebih,” tutupnya. (*)


BACA JUGA