Dalam kondisi ini memang para elit politik memang harus benar-benar memperhatikan efek dari tangapan atau pernyataannya karena masyarakat akan menilai mungkin dengan cara yang sedikit berbeda dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda pula atas satu fenomena yang ada.

“Dalam konteks persaingan politik seperti saat ini, kencederungan untuk setiap yang bersaing akan melihat suatu kebijakan secara one dimensional atau satu dimensi saja sesuai dengan keinginan dan kepentingannya terkait persaingan yang ada,” pandang Sukri.

Sisi yang lebih menguntungkan akan lebih ingin dilihat dan dimunculkan oleh setiap pihak yang bersaing dibandingkan sisi lain yang mungkin akan melemahkan posisi mereka dalam persaingan politik seperti Pilpres saat ini.

Sementara itu, efek kuasa Sang Petahana terhadap pencitraannnya, kata Sukri, memang tak bisa dipungkiri.

“Terkait dengan dimensi waktu telat atau tidak telat Saya kira pemerintah tentu punya alasan rasionalnya meski memang tidak bisa tidak, hal ini pasti akan menimbulkan efek politis terkait dengan kepentingannya. Di sisi lain juga akan menimbulkan sikap kontra dengan rasionalitas yang berbeda,” paparnya.

Ia juga mengingatkan bahwa dalam konteks persaingan cara pandang yang cenderung satu dimensi saja, memang menjadi hal yang akan selalu muncul.

“Masyarakat harus lebih cerdas memilah dan tidak menerima sebuah informasi begitu saja,” tutup Sukri.(*)

---