Desa Minasa Upa, Kecamatan Bontoa Maros
#

Tak Ada Jembatan, Warga Harus Tempuh 21 Km Untuk ke Kantor Desa

Minggu, 21 Juli 2019 | 20:41 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Muhammad Yusuf - GoSulsel.com

MAROS, GOSULSEL.COM — Banjir bandang yang terjadi awal  tahun 2019 yang lalu masih berdampak bagi ribuan masyarakat di Desa Minasa Upa, Kecamatan Bontoa Maros. Pasalnya, satu-satunya jembatan yang menghubungkan antar dusun di desa tersebut terseret banjir dan belum ada perbaikan sampai saat ini.

Daeng Buang, seorang warga Dusun Sikapayya, kepada wartawan mengatakan hingga saat ini belum ada tanda-tanda bahwa akan dibangun jembatan baru, sehingga ia bersama warga lainnya harus menempuh jarak puluhan kilometer jika ingin menyeberang.

pt-vale-indonesia

“Jadi jembatan ini terseret banjir pada awal tahun, saat banjir bandang. Akibatnya, kami warga dari dusun Sikapayya dan Bua’mata tak punya akses ke Dusun Pappaka, Cambayya dan Kalupenrang, sementara kantor desa berada di Dusun Pappaka. Kalau ingin menyeberang harus menempuh jalur sekitar 21 KM dan itu melewati beberapa desa bahkan kecamatan,” ungkapnya.

Ia menjelaskan jika jembatan tersebut menjadi objek vital bagi masyarakat, sebab kepemilikan empang masyakakat banyak yang lintas dusun, yang mengharuskan mereka untuk menyeberangi sungai, untuk urusan administrasi pun demikian, bahkan dirinya sendiri harus menempuh waktu sekitar 40 menit untuk sampai ke kantor desa.

“Kantor desa berada di Dusun Pappaka, sementara rumah saya di seberang sungai, yakni di Dusun Sikapayya, itu sekitar 21 KM, yah kurang lebih 40 menit,” tambahnya.

Terakhir, Daeng Buang sangat mengharapkan jika pemerintah bisa segera membangun jembatan, sebab rusaknya jembatan tersebut membuat warga mengalami banyak kesulitan.

“Kita berharap, pemerintah bisa segera turun tangan, dan kalau dibangun nanti itu harus yang besar, karena lebar sungai ini sekitar 130an meter,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Desa Minasa Upa, Rusman saat dikonfirmasi mengatakan jika ia sudah memasukkan proposal perbaikan ini ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana daerah), sebagai laporan kerusakan pasca banjir kemarin. Namun hingga saat belum ada informasi terkait pembangunan jembatan tersebut.

“Kami sudah sampaikan ke BPBD sebagai dampak banjir bandang, namun hingga saat ini belum ada respon, tentu kami berharap pemerintah kabupaten bisa segera membuatkan jembatan, sebab sudah berbulan-bulan masyarakat mengalami kendala jika harus menyeberang, termasuk saya, rumah saya di Dusun Buamata,” singkatnya.(*)