#Maros
Akbar Tandjung Support Nurhasan di Pilkada Maros
JAKARTA, GOSULSEL.COM – Sesepuh Partai Golkar Akbar Tandjung turut memberikan support dan masukannya ke kandidat bupati Maros Nurhasan, jelang tahapan Pemilihan Langsung Kepala Daerah (Pilkada) 2020 mendatang.
Saat menerima kunjungan silaturahmi Nurhasan di kediaman pribadinya di Jakarta, Jumat (11/10/19) malam, Akbar memberi banyak “petuah”, sekaligus berbagi pengalaman dalam mewakafkan diri untuk kesejahteraan rakyat.
“Beliau menyemangati dan banyak memberikan masukan-masukan yang tentu muaranya bisa memajukan daerah dan mensejahterakan rakyat,” ujar Cacan, sapaan akrab Nurhasan melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (12/10/19).
Dalam silaturahmi tersebut, Cacan sekaligus meminta doa dan restu Akbar Tandjung untuk maju bertarung di Pilkada Maros. Selain kapasitas Akbar sebagai tokoh nasional, juga adalah senior di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
“Saya menemui beliau tentu kapasitasnya sebagai salah satu guru bangsa, dan kakak kami di HMI. Sebagai adik, penting untuk mendengar masukan dan nasehat-nasehatnya. Alhamdulillah, beliau juga memberikan apresiasi,” tambah Cacan yang juga eks pentolan PB HMI.
Sebelumnya, Nurhasan secara khusus menemui Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) di Makassar. Sama dengan Akbar Tandjung, ia meminta restu sekaligus “mappatabe” untuk maju mewakafkan diri di Maros. Apalagi, JK merupakan tokoh asal Sulsel.
Sekadar diketahui, mantan Ketua DPW PBR Sulsel ini, semakin menunjukkan keseriusannya maju kembali di Pilkada Maros. Selain menemui sejumlah tokoh nasional dan tokoh masyarakat, Cacan termasuk kandidat yang paling aktif mengincar dukungan partai politik.
Hingga saat ini, Cacan sudah mendaftar di lima partai politik. Masing-masing, PDIP, Golkar, Gerindra, PKB dan PKS. Di semua partai itu, ia mendapat sambutan hangat dari pengurus dan tim penjaringan parpol. Bahkan, diberi kesempatan menyampaikan visi-misinya.
Cacan adalah kontestan di Pilkada Maros 2010. Kala itu, perolehan suaranya terpaut tipis dari kandidat terpilih, yakni Hatta Rahman-Andi Harmil Mattotorang. Selisihnya kurang lebih 8.000 suara. Khusus di Pilkada 2015, ia batal maju karena jelang penutupan pendaftaran di KPU, koalisi dukungan parpol tak memenuhi syarat.
Khusus jelang Pilkada 2020, nama Nurhasan selalu diperhitungkan dibeberapa hasil survei yang dirilis. Padahal pergerakan atau sosialisasinya ke masyarakat belum dimassifkan. Termasuk belum menyebar atribut peraga secara resmi.(*)