Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar kembali mengukuhkan dua Guru besar bergelar Profesor, berlangsung di Gedung Al-Jibra UMI Makassar, Sabtu (4/1/2020)

UMI Makassar Kukuhkan Dua Guru Besar, Kini Berjumlah 52 Profesor

Sabtu, 04 Januari 2020 | 17:52 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar kembali mengukuhkan dua Guru besar bergelar Profesor, berlangsung di Gedung Al-Jibra UMI Makassar, Sabtu (4/1/2020).

Mereka antara lain. Pengukuhan Guru Besar UMI Makassar, Prof. Dr. Hj. Andi Niniek F Lantara, SE, MS. (Guru Besar Bidang Ekonomi dan bisnis) Dan Prof. Dr. Ir. H. Muh. Kasnir M.Si (Guru Besar Bidang Perikanan dan Ilmu Kelautan). Berlangsung khidmat.

pt-vale-indonesia

Rektor UMI Makassar, Prof. Dr. Basri Modding menuturkan, jika pengukuhan dua guru besar ini melalui proses dan tahapan yang panjang. Dengan begitu maka UMI memiliki SDM yang unggul di bidang masing-masing.

“Pada kesempatan ita bersama-sama akan kembali menghadiri pengukuhan dua orang Guru besar dalam bidang Ekonomi dan Bisnis serta Bidang Kelautan dan Perikanan. Alhamdulillah, Guru Besar Universitas Muslim Indonesia telah berjumlah 52 orang,” ujarnya.

Mantan Direktur PPs UMI ini menyampaikan bahwa. Guru besar yang disandang tidak hanya sekedar tambahan gelar, sebagai penghargaan tertinggi, bukan pula pencapaian akhir dari karir seorang dosen atau pendidik

“Namun menjadi Guru besar hakikatnya sebagai Pendidik, pelopor inovasi melalui pendidikan, riset, dan pengabdian, dengan mengukir berbagai karya dan prestasi serta memperjuangkan kepentingan ummat secara global sebagai wujud pengabdian kepada Allah SWT,” pesan Basri Modding.

Dia menuturkan, pencapaian Guru besar oleh seorang Dosen merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh pemerintah. Tidak semua orang, khususnya Dosen yang mampu meraih dan menyandang gelar profesor.

Apalagi kami dengar saat ini pengusulan menjadi Guru besar semakain ketat. Karena itu, motivasi seorang Dosen UMI dalam meraih gelar tertinggi ini, menjadi cendekiawan yang lebih produktif dalam berkarya, menguatkan komitmen akan perubahan demi kemajuan UMI menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia (World Class University).

“Akhirnya, marilah kita bulatkan tekad dan teguhkan niat untuk memperkokoh UMI sebagai lembaga pendidikan dan dakwah dalam mengemban tugas keilmuwan dan keislaman, sehingga mampu berkontribusi maksimal dalam proses pendidikan dan pencerdasan seluruh anak bangsa,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskan, saat ini jumlah mahasiswa UMI sebanyak 20.735. UMI membina 13 Fakultas dan Program Pascasarjana (Magister dan Doktor) dengan jumlah 57 program studi.

“Terdiri atas 34 program studi jenjang S-1, dua program studi D-III, enam program profesi dan sebelas program studi Magister (S-2), serta empat Program Doktor,” katanya.

Menurutnya, jumlah ini mencerminkan kepercayaan masyarakat yang cukup besar kepada Universitas Muslim Indonesia. Kepercayaan ini tentunya tidak terlepas dari keberhasilan UMI dalam menata dan meningkatkan kapasitas institusi untuk proses penyelenggaraan pendidikan tinggi yang berorientasi mutu.

UMI sebagai bagian dari pendidikan tinggi di Indonesia harus bisa menjawab problem sosial yang dewasa ini terus berkembang, baik dalam jenisnya maupun substansinya.

“Salah satu langkah yang kami lakukan diantaranya adalah membangun lulusan berkualitas dan berdaya saing untuk memiliki kompetensi yang relevan dengan dunia kerja, termasuk technical and vocational skills, agar mampu mendapat pekerjaan layak dan memiliki jiwa kewirausahaan,” jelasnya.

Selain itu, guru Besar Ilmu FE ini berpesan. Kompetitif, kreatif, inovatif dan berkarakter moral, di era disrupsi. UMI dituntut untuk ikut berevolusi dan didorong kesanggupannya untuk melakukan upaya transformasi digital dalam penyelenggaraan kegiatan tridharma dan pengelolaan perguruan tinggi.

Tentu ke depaan tantangan perguruan tinggi akan semakin kuat sehingga bertambahnya guru besar dalam kerangka pengembangan tri dharma perguruan tinggi dalam melahirkan SDM yang berilmu amaliah, beramal ilmiah dan berakhlakul karimah.

“Dengan kompetensi kecerdasan akademik dan karakter, terus dipacu dengan komitmen dan bersama-sama bekerja keras dan terus berinovasi untuk menjadikan Tahun 2020 sebagai Tahun Inovasi,” pungkasnya.(*)