Penyidik Sat Reskrim Polres Gowa memeriksa saksi terkait tewasnya MI, siswi SMA Negeri 18 Gowa yang bunuh diri dengan menenggak racun tikus, Rabu, 21 Oktober 2020

Polisi Dalami Motif Siswi Bunuh Diri, Sebelum Meninggal Almarhumah Kerap Mimpi Aneh

Rabu, 21 Oktober 2020 | 23:44 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Rusli - GoCakrawala

GOWA, GOSULSEL.COM– Kematian siswi SMA Negeri 18 Gowa, MI (16 tahun) sampai saat ini masih menyisakan misteri. Apa motif sebenarnya dibalik MI nekat mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun rumput kini didalami polisi.

Isu awal bahwa MI bunuh diri akibat depresi karena terbebani tugas pembelajaran online diragukan sejumlah pihak. Termasuk pihak sekolah maupun kerabat almarhumah. 

pt-vale-indonesia

Sat Reskrim Polres Gowa terus melakukan penyelidikan. Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Jufri Natsir bersama anggotanya, Selasa, 20 Oktober 2020 kembali menyambangi rumah korban di Dusun Bontote’ne, Desa Bilalang, Kecamatan Manuju untuk melakukan olah TKP ulang. 

“Betul, kemarin (Selasa) kami berkunjung ke rumah korban. Bertemu dengan kedua orang tua korban serta pemerintah setempat. Termasuk kepala sekolahnya. Tujuannya melakukan olah TKP kembali untuk mencari fakta lain dan motif sebenarnya tewasnya korban,” beber Jufri Natsir, Rabu, (21/10/2020).

Dari hasil olah TKP ulang itu, pihaknya merencanakan kembali memanggil beberapa orang untuk dimintai keterangan. Sebelumnya, sudah ada lima orang saksi yang diperiksa. Mereka, kata Jufri merupakan kerabat dan teman korban.

Selain pemeriksaan sejumlah saksi, polisi juga akan mendalami isi handphone korban. Diharapkan, disitu bisa menjadi petunjuk untuk mengungkap motif sebenarnya.

“Sampai saat ini kita masih mengumpulkan keterangan keterangan lain untuk memastikan motif sebenarnya. Termasuk celuler milik korban akan kami dalami periksa,” terang Jufri.

Sebelumnya, Kepala SMA Negeri 18 Gowa, Rahman meragukan, MI bunuh diri karena depresi oleh beban tugas pembelajaran online.

 “Saya yakini 2000 persen bukan persoalan itu (pembelajaran online,red). Tapi ada motif lain. Mengenai apa motifnya, itu ranah polisi,” ucap Rahman, kepada wartawan via selular, Selasa (20/10/2020) malam.

Keraguan serupa juga dilontarkan oleh kerabat dekat MI, Syahrir. Sekretaris Camat (Sekcam) Parigi ini sangat menyayangkan isu yang berkembang bahwa kemenakannya itu bunuh diri karena depresi akibat beban tugas pembelajaran online. 

“Kalau depresi yah betul depresi. Tapi alasan depresi karena tugas pembelajaran online itu kami sayangkan,” ujar Syahrir. 

Diakui Syahrir, MI memang pernah mengeluh soal tugas pembelajaran di sekolah yang tertunda. Keluhan MI itu disampaikan kepada anaknya, Ainun. Kebetulan MI dan Ainun memang sangat dekat. Apalagi MI adalah ponakan langsung dari isteri Syahrir. 

“Tapi kalau soal pembelajaran online itu menjadi penyebab depresi, kami kira tidak begitu. Apalagi secara umum, teman-temannya yang lain juga mengeluh sama. Termasuk anak saya, Ainun,” tutur Syahrir.

Justru, lanjut Syahrir, sebelum bunuh diri, MI pernah bercerita bahwa dirinya kerap mimpi aneh. MI mengaku bermimpi dimandikan di atas keranda mayat. 

“Dia cerita begitu. Mimpi dimandikan di atas keranda mayat. Bahkan pernah dia tengah malam bangun dan berteriak ketakutan dan lari keluar dari kamarnya,” urai Syahrir. 

Perihal mimpi aneh MI ini pun, lanjut Syahrir telah dia sampaikan ke aparat kepolisian. Termasuk soal keluhan penyakit maag yang dialami MI. 

“Jika sakit maagnya kambuh, MI biasanya lampiaskan dengan menangis. Sembuh sakitnya kalau menangis,” tutur Syahrir. 

Semua keluhan MI itu pun telah disampaikan Syahrir kepada aparat kepolisian. Penyampaian itu bersamaan dengan diserahkannnya handphone almarhumah. 

“Jadi ada tiga poin keluhan MI yang saya sampaikan ke polisi. Tapi justru yang berkembang seolah-seolah MI depresi karena terbebani tugas pembelajaran online. Juga soal jaringan. Padahal di Desa Bilalang, jaringan bagus,” terangnya.

Semasa hidupnya, kata Syahrir, MI memang pendiam. Meski demikian, dari segi akademik, MI tergolong pintar. Siswi Kelas XI IPA2 itu, sebut Syahrir pernah beberapa kali ikut lomba bidang studi mewakili sekolahnya. 

“Setiap pekan juga kami sekeluarga senantiasa mengajaknya liburan bersama-bersama,” sebut Syahrir. 

Eks Lurah Lanna itu pun mempercayakan kepada aparat kepolisian untuk mengungkap apa motif sebenarnya sehingga MI nekat bunuh diri. “Atas nama keluarga, kami mempercayakan sepenuhnya kepada aparat kepolisian,” pungkas Syahrir.(*)


BACA JUGA