Prof. dr. Deby Vinski, MSc, PhD saat berbicara bersama Drs H. M Jusuf Kalla.

Dokter Koboi: Pertama di Asia, CSC Hadirkan Stem Cell Quantum

Selasa, 27 Oktober 2020 | 23:07 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

JAKARTA, GOSULSEL.COM – Masyarakat Indonesia saat ini tidak perlu pergi ke luar negeri untuk melakukan terapi stem cell atau menyimpan tali darah pusat (bank cell). Sebab, perawatan ini juga sudah ada di Indonesia.

Presiden World Council of Preventive Medicine (WOCPM) Indonesia, Prof. dr. Deby Vinski, MSc, PhD sebagai anak bangsa merasa terpanggil. Olehnya, ja menghadirkan terobosan pelayanan stem cell bertaraf dunia pertama di Asia, yakni Celltech Stem Cell Laboratory (CSC). 

pt-vale-indonesia

Tempat yang berlokasi Vinski Tower di Jalan Ciputat Raya Nomor 22A Pondok Pinang, Jakarta Selatan ini merupakan gedung 10 lantai yang menjadi pusat anti aging dunia di Indonesia. Dan seperti diketahui, Vinski Tower diresmikan Wakil Presiden ke-10 dan 12 Republik Indonesia, Drs. H. M. Jusuf Kalla pada 23 Juli 2016 lalu. 

Kini, telah menjadi pusat anti aging dunia dan menjadi tujuan Medical Tourism. Ini merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang industri medik dan mengembangkan usaha di bidang jasa pelayanan kesehatan. 

“Khususnya bidang penelitian, pengembangan dan produksi sel punca (stem cell) untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional dan seluruh dunia,” ujar Marketing Communication (Marcomm) CSC, dr Wachyudi Muchsin SH, Selasa (27/10/2020).

Lanjut, dokter Yudi mengatakan bahwa CSC fokus melayani seluruh wilayah Indonesia dan seluruh dunia. Teknologi yang digunakan CSC dengan metode closed system berbasis digital. Sehingga, sel yang dihasilkan kualitasnya lebih terjamin, akurat, dan mengurangi risiko kontaminasi dari hal yang tidak terduga.

“Metode ini juga mengurangi terjadinya human error terlebih lagi CSC menggunakan teknologi Quantum Autologues Stem Cell,” jelasnya.

Hal ini dilakukan karena CSC merupakan laboratorium riset, pengolahan, dan penyimpanan sel punca yang berada di Indonesia yang telah memiliki izin operasional dari Kemenkes. Dan juga satu-satunya laboratorium yang terakreditasi World Council of Preventive Medicine (WOCPM) atau yang lebih dikenal sebagai Badan Akreditasi Anti-Aging Dunia. 

WOCPM sendiri merupakan Dewan Dunia untuk bidang Akreditasi dengan memberikan penilaian dan akreditasi untuk Rumah Sakit, Klinik, Kongres/Seminar, Universitas, Makanan, Obat, Mesin dan sebagainya. Kemajuan pesat dalam layanan medis modern untuk akreditasi.

Termasuk Terapi Hormon, Pemulihan Bioidentikal Hormon, Peptide Bioregulator, Stem Cell Closed Sytem and Stem Cell, Banking Cord Blood and Tissue; HLA Stem Cell Transplant, Stem Cell 3 D Printing Organs, Quantum Medicine; Medical Spa, Probiotics, Detoxification Therapy, Genomic & Amp; Nutrition Genomic Therapy, dan Genetic Polymorphism Genetik. 

“Dan juga untuk Instrumen dan peralatan rumah sakit, klinik atau pusat di bidang Kedokteran Preventive, Regeneratif dan Anti-Penuaan. Di mana secara internasional diakreditasi oleh WOCPM,” lanjut pria yang akrab disapa Dokter Koboi ini.

Prof. dr. Deby Vinski, MSc, PhD mengatakan bahwa di CSC menghadirkan Closed system yang merupakan satu satunya yang ada di Indonesia dilengkapi dengan Quantum Stem Cell terbaru. Bahkan Singapura pun belum memilikinya.

“Ini pertama di Asia. Closed system ini pun memungkinkan jumlah stem cell ratusan juta untuk keberhasilan terapi yang lebih optimal serta sterilitasnya yang terjamin karena semua dengan sistem tertutup,” katanya.

“Di samping adanya alat terbaru yang dapat menghitung dan memotret stemcell dari masing masing pasien , kepercayaan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 yang juga sekaligus penasehat WOCPM, Drs. H. M. Jusuf Kalla.

Pertemuan tersebut beragendakan pemindahan tali pusat cucu JK yang berada di luar negeri ke CSC tidak perlu ke luar negeri cukup di indonesia sudah ada,” sambungnya.

Menurut profesor pertama anti aging Indonesia ini, teknologi sel punca atau stem cell kini banyak digunakan. Tak hanya untuk kesehatan tetapi juga kecantikan.

Misalnya saja, untuk menerapkan antiaging. Ia mengembangkan stem cell dari lemak dan darah tubuh pasien itu sendiri. 

“Stem cell yang saya gunakan untuk berbagai penyakit degeneratif pasien seperti diabetes, stroke, dan estetika,” lanjutnya.

Khasiatnya bervariasi, ada yang beberapa bulan. Diperbaiki hormonnya. Ada yang disuntikan, Menurutnya, anti aging bersifat sangat individual (personal approach). Sehingga, tak bisa disamaratakan pada masing-masing pasien.  

“Masing-masing pasien tak sama. Anti Aging setiap pasien adalah istimewa. Sehingga saat stem cell disuntikkan, stem cell punya homing. Dia akan pergi ke mana-mana. Stem cell tahu rumahnya di mana di dalam tubuh manusia. Sehingga salah satunya bisa memperlambat gejala menopause dini,” tutupnya. (*)


BACA JUGA