Kepala OJK Regional 6 Sulampua, Moh Nurdi. Subandi/Ist

OJK: Per Oktober 2021, Penyaluran Kredit di Sulsel Terbanyak untuk Sektor Perdagangan

Senin, 20 Desember 2021 | 12:27 Wita - Editor: Dilla Bahar - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulampua melaporkan kinerja perbankan di Sulsel hingga tahun 2021. Secara khusus, juga disampaikan terkait penyaluran kredit.

Kepala OJK Regional 6 Sulampua, Moh Nurdi. Subandi menyampaikan pada sektor ekonomi untuk penyaluran kredit, didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran. Berikut dengan nominal Rp33,51 Triliun atau 26,32 persen.

pt-vale-indonesia

“Berikutnya, sektor petanian, perburuan dan kehutanan sebesar Rp7,93 triliun (6,23 persen), dan sektor industri pengolahan sebesar Rp5,20 triliun (4,08 persen),” ujar Subandi, Sabtu (17/12/2021).

Kemudian, jika melihat dari jenis penggunaan, kredit produktif tumbuh 5,24 persen yoy dengan nominal mencapai Rp67,47 Triliun. Sedangkan kredit konsumtif tumbuh 2,36 persen yoy dengan nominal mencapai Rp59,85 Triliun.

Subandi juga bilang, sejauh ini total debitur program PEN sampai posisi Oktober 2021 sebanyak 779.896 debitur dengan total realisasi kredit sebesar Rp33,56 Triliun. Penyaluran kredit dalam rangka program PEN diberikan oleh Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) Sulsel dan Bank Sulselbar.

Per Oktober 2021, OJK Regional 6 Sulampua mencatat kinerja perbankan Sulsel tumbuh positif hingga Oktober 2021. Oktober 2021, total aset perbankan di Sulsel tumbuh 4,92 persen dari tahun sebelumnya (yoy) mencapai Rp160,00 Triliun.

Di tengah pandemi Covid-19, perbankan di Sulsel mulai dari share Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit perbankan terhadap nasional masing-masing 1,23 persen, 1,52 persen dan 2,21 persen.

“Penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 4,64 persen dengan nominal 111,83 triliun dan penyaluran kredit tumbuh 4,21 persen (yoy) dengan nominal 127,32 triliun,” jelas Subandi.

Adapun Subandi menjelaskan, aset perbankan di Sulsel posisi Oktober 2021 mampu tumbuh disertai indikator fungsi intermediasi (LDR) yang cukup tinggi yaitu 112,45 persen dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang terjaga sebesar 2,69 persen. (*)

Tags:

BACA JUGA