Beras

Persediaan Cukup Sampai Akhir Tahun, DPR Pertanyakan Serapan Beras Bulog

Kamis, 08 Desember 2022 | 09:27 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

JAKARTA, GOSULSEL.COM – Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDIP, Sutrisno mempertanyakan berapa serapan bulog yang telah dilakukan selama masa panen raya di bulan Maret dan April bulan lalu sehingga pada tahun ini Indonesia masih memiliki kekurangan beras untuk memenuhi cadangan CBP.

Pasalnya, menurut data BPS, selama ini persediaan beras nasional mencapai 8.727.752 ton. Dengan angka sebesar itu maka dapat dipastikan beras saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sampai akhir tahun.

“Kalau benar data 8.727.752 persediaan beras kita maka cukup sampai akhir tahun. Persoalannya adalah berapa serapan yang telah dilakukan oleh Bulog untuk memprediksi manakala ada kebutuhan-kebutuhan yang sangat mendesak seperti penanganan bencana,” ujar Sutrisno dalam RDPU Komisi IV, Rabu (07/12/2022).

Menurut Sutrisno, fungsi bulog saat ini mencakup dua hal. Pertama untuk menjelaskan cadangan beras pemerintah dan kedua menyiapkan beras untuk operasi pengendalian harga di pasaran.

“Pertanyaannya adalah berapa stok beras yang dimiliki oleh Bulog baik itu untuk cadangan beras pemerintah dan baik itu untuk operasi pasar sesuai dengan bisnisnya sebagaimana juga dilakukan yang lainnya termasuk juga ID food sehingga kita mengetahui berapa sesungguhnya dan perlukah kita impor,” katanya.

Memang selama delapan bulan sebelumnya Indonesia mengalami defisit namun apabila melihat data yang ada maka Indonesia tak perlu khawatir karena Februari mendatang akan tertutupi panen raya.

“Memang ada delapan bulan itu defisit tapi kalau dari data ini sesungguhnya enggak perlu khawatir,” katanya.

Dalam rapat yang sama, Anggota Komisi IV lainya, Yohanis Fransiskus Lema mempertanyakan mengapa serapan Bulog rendah. Padahal, kata dia, saat itu petani di sejumlah sentra tengah menggelar panen raya, yaitu pada periode Maret-April.

“Saya punya tanya, pada saat surplus itu Bulog menyerap apa enggak. Kan kalau dilihat data Maret-April itu mestinya nyerapnya besar ya Pak ya tapi di sini saya simpulkan nyerapnya kecil pak. Nah Pertanyaan selanjutnya nyerapnya kecil ini apakah karena Bulog tidak ada uang dalam kaitannya pinjaman berupa bunga komersil atau ada penjelasan lain supaya kita bisa menelusuri satu persatu sebabnya,” katanya.

Namun apabila dari penelusuran yang dilakukan ini ternyata ada hal lain, maka bisa dipastikan masalah beras tahun ini bukan berada di Kementan dan juga bukan di Bulog. “Dengan demikian berarti ini masalahnya bisa saja tidak ada di Bulog tidak ada juga di Kementan, tetapi ada di pihak luar dan dampaknya ke mitra-mitra kita. Jadi kenapa kok sarapannya kecil dan ini apa pangkal persoalannya,” jelasnya.(*)


BACA JUGA