Dosen UMI Perluas Maslahat Global Melalui Pengabdian Internasional di ITBM Malaysia
KUALA LUMPUR, GOSULSEL.COM – Dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat peran akademik di tingkat global. Hal ini diwujudkan melalui pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Internasional yang digelar di kantor Institut Terjemahan dan Buku Malaysia (ITBM), Wisma ITBM, Wangsa Maju, Kuala Lumpur, Jumat (24/10/2025).
PKM ini menghadirkan tiga dosen UMI, yaitu Dr. Muhammad Yunus, S.S., M.Pd dari Fakultas Sastra, Ilmu Komunikasi dan Pendidikan; Dr. H. Muhammad Ishaq Samad, M.A dari Fakultas Agama Islam; serta Dr. Fatmah Afrianty Gobel, SKM, M.Epid dari Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Dalam kegiatan ini, para dosen UMI mempresentasikan kajian berjudul “Implementasi Falsafah Hidup Bugis dalam Kepemimpinan Raja Ali Haji: Sebuah Analisis Kritis terhadap Tuhfat al-Nafis.” Kajian tersebut menyoroti bagaimana falsafah hidup masyarakat Bugis yang mencakup siri’ (kehormatan), pesse’ (solidaritas), dan ade’ (adat/hukum) tercermin dalam pemikiran kepemimpinan Raja Ali Haji.
Dr. Muhammad Yunus menyampaikan bahwa nilai-nilai tersebut sangat relevan dengan tantangan kepemimpinan modern. Siri’ mengajarkan bahwa hilangnya integritas berarti hilangnya kehormatan seorang pemimpin. Nilai ini sesungguhnya dapat diterjemahkan dalam konteks akuntabilitas dan anti-korupsi.
Muhammad Yunus, menegaskan bahwa kepemimpinan tidak hanya berfokus pada otoritas semata, tetapi juga keberpihakan kepada masyarakat.
“Pesse’ menuntun pemimpin untuk peka terhadap penderitaan rakyat dan berani memperjuangkan keadilan sosial,” terang Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FSIKP UMI tersebut.
Ia menambahkan bahwa ade’ merupakan landasan moral bagi terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik. Setiap kekuasaan wajib berada dalam bingkai aturan dan nilai kemanusiaan. Ini yang menjadikan kepemimpinan tidak sewenang-wenang.
Kolaborasi UMI dan ITBM disambut positif oleh tuan rumah. Perwakilan ITBM mengapresiasi kontribusi akademik UMI terkait pemikiran lokal Nusantara. “Kajian seperti ini sangat penting untuk memperkuat khazanah ilmu sejarah dan budaya di kawasan Melayu-Nusantara,” tutur salah satu perwakilan ITBM.
Kerja sama ini menjadi bagian dari langkah UMI memperluas jaringan internasional, sekaligus membawa identitas budaya dan karya intelektual bangsa ke panggung global.
“Kami berharap kolaborasi ini terus berkembang dalam berbagai bentuk kerja sama penelitian dan publikasi,” tutup Dr. Yunus. (*)