Salah satu gambar dari film dokumenter "Pejuang dari Gua Purbakala" karya Nurtaqdir Anugrah dan Muhammad Fahmi Iskandar. (Foto: Dok. Eagle Award 2015)

“Pejuang dari Gua Purbakala” Diputar di Unhas

Selasa, 20 Oktober 2015 | 17:08 Wita - Editor: Nilam Indahsari -

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Film dokumenter arahan 2 sutradara muda Makassar, Nurtaqdir Anugrah dan Muhammad Fahmi Iskandar, ditayangkan di Auditorium Prof A Amiruddin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas), Selasa (20/10). Film berjudul “Pejuang dari Gua Purbakala” itu mulai diputar pukul 10 pagi dengan durasi 22:45.

Film dokumenter ini bercerita tentang isu karts dan situs yang ada di daerah Maros. Di acara pemutaran film ini juga mempunyai sesi diskusi untuk film dokumenter dan isu-isu yang diangkat.

pt-vale-indonesia

Selain kedua sutradara film ini, hadir pula sebagai pembicara Dosen Arkeologi Unhas yang telah lama konsen terhadap isu karst, Iwan Sumantri. Juga Iwan Sari dari Komunitas Pecinta Alam OPA Trans. Sedangkan penonton yang hadir dari kalangan mahasiswa dan komunitas pecinta alam.

“Mengapa kami mengangkat isu karts dan situs di Maros ini, karena di Maros hampir setiap hari kita liat di tivi. Tapi yang ditayangkan hanya indah-indahnya. Tapi mereka tidak melihat hal-hal lain untuk itu,” kata Nurtaqdir di tengah diskusi selepas pemutaran film besutannya.

Film ini tidak hanya sebatas sebuah tontonan tapi suatu gerakan yang mengangkat isu-isu yang begitu berpegaruh kepada warga Maros.

Halaman 2
Pembicara dalam sesi diskusi pemutaran film "Pejuang dari Gua Purbakala". Dari kiri ke kanan: Iwan Sumantri, Muhammad Fahmi Iskandar, Nurtaqdir Anugrah. (Foto: Iskandar Achmad/GoSulsel.com)

Pembicara dalam sesi diskusi pemutaran film “Pejuang dari Gua Purbakala”. Dari kiri ke kanan: Iwan Sumantri, Muhammad Fahmi Iskandar, Nurtaqdir Anugrah. (Foto: Iskandar Achmad/GoSulsel.com)

“Saya cuma mau bilang, film ini bagus karena mengangkat 2 isu yaitu karst dan situsnya. Pengrusakan terhadap karts dan situs merupakan tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Iwan Sumantri saat dimintai komentar oleh moderator diskusi.

Film ini pun mendapat apresiasi yang cukup bagus dari para penonton.

“Film ini keren karena begitu menyetuh. Saya juga baru tau ternyata banyak situs di daerah Maros. Intinya ini film keren dan begitu kuat dengan isu,” ujar Nur Indi, seorang mahasiswi Unhas, kepada GoSulsel.com, usai menonton.


BACA JUGA