Mutmainah Aswad, mahasiswi Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), lulusan terbaik kedua di UIN Alauddin Makassar pada wisuda periode April 2019

Anak Tukang Sumur Bor di Gowa Ini Jadi Salah Satu Lulusan Terbaik UIN Alauddin Makassar

Rabu, 24 April 2019 | 16:39 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Junaid - Gosulsel.com

GOWA, GOSULSEL.COM — Siapa sangka, Mutmainah Aswad anak dari Abdul Azis yang merupakan tukang sumur bor keliling ini bisa lulus di perguruan tinggi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar dengan nilai predikat yang sangat membanggakan yaitu cumlaude.

Inna sapaan Mutmainah Aswad yang merupakan mahasiswi Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) ini dinobatkan sebagai lulusan terbaik kedua di UIN Alauddin Makassar pada wisuda periode April 2019 ini.

Anak dari pasangan Abdul Azis dan Wahidah ini sebelumnya pernah berpikir  jika di hari wisudanya nanti ia akan membawa kedua orang tuanya untuk tampil ke depan di hadapan Guru Besar dan seluruh wisudawan mendampingi dirinya sebagai wisudawan terbaik.

“Pernah berpikir mau jadi salah satu mahasiswa yang bisa dipanggil kedua orang tuanya ke depan pada saat wisuda dan bisa berjabat tangan dengan rektor.  Dan alhamdulillah itu terwujud,” ujar gadis kelahiran Bontomanai 27 Mei 1997 ini.

Kecerdasan anak ketiga dari tiga bersaudara ini sudah mulai terlihat sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Aliyah (MA) Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Dari pengakuannya, di bangku sekolah ia pernah beberapa kali tercatat masuk ranking 5 besar di kelas.

Waktu sekolah di SMP Negeri 2 Barombong peringkat 3 dan 4 di kelas. Kalau SMA peringkat 2,” sebutnya.

Karena kecerdasannya itu, ia kemudian diterima di kampus yang dikenal sebagai Kampus Peradaban tersebut yaitu UIN Alauddin Makassar. Bahkan gadis penyuka bakso ini juga tercatat sebagai salah satu penerima beasiswa Bidikmisi.

Selain menjadi wisudawan terbaik kedua, Inna juga menjadi salah satu wisudawan yang dianggap sebagai lulusan tercepat di Kampus Hijau tersebut dengan waktu 3 tahun 5 bulan. Namun menurutnya, menjadi wisudawan dengan IPK 3.94 tersebut bukan hal yang mudah. Ada beberapa proses harus ia lewati.

“Alhamdulillah karena bisa menyelesaikan studi dalam jangka waktu yang bisa dibilang singkat 3  tahun 5 bulan dengan mendapatkan beasiswa Bidikmisi,” lanjutnya.

Ia juga menjelaskan bahwa selama kuliah dirinya juga aktif di berbagai organisasi kampus maupun luar kampus. Seperti Pramuka UIN Alauddin Makassar, Bendahara pelatihan Da’i Profesional, FDK UIN Alauddin Makassar Angkatan ke-II, Bendahara Karang Taruna Desa Kanjilo, Bendahara Ikatan Keluarga Alumni MA. Syekh Yusuf, anggota komunitas literasi Kecamatan Barombong, tentor mata pelajaran umum, iqro’ dan calistung di Yayasan SMART HOME, anggota OKP Appa’se’re, anggota Lintas Budaya Indonesia, anggota Komunitas Pencinta Alam Butta tinggia, anggota Sanggar Seni Desa kanjilo dan pelatih Sanggar Tari Ikamasy.

Namun menurutnya organisasi tersebut bukan penghalang untuk berprestasi. “Meskipun aktif di berbagai organisasi kampus maupun luar kampus, juga sebagai ketua tingkat yang mengatur jadwal, menghubungi dosen serta mengarahkan teman-teman. Tetapi itu bukan menjadi penghambat untuk bisa lebih cepat selesai dari target waktu yang ditetapkan yaitu 4 tahun,” ungkapnya.

Yang terpenting menurutnya, sebagai mahasiswi harus pandai-pandai mengatur waktu antara organisasi dan akademik dan menjadi mahasiswi yang pandai dalam segala hal. Agar organisasi tetap jalan dan akademik juga harus bisa berprestasi jadi yang terbaik. 

“Jadi kuncinya adalah perbaiki hubungan dengan pencipta, maupun hubungan ke sesama manusia. Satu pesan saya jika tidak ingin segala urusannya tertunda atau tidak sesuai dengan target maka mari mulai perubahan dari hal-hal kecil dari diri sendiri. Berhenti menunda-nunda waktu, terutama waktu sholat maka segala urusan kita Insya Allah akan selesai sesuai dengan target,” tandasnya.(*)