Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menghadiri akselerasi Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) Provinsi Sumatera Utara, Kamis (20/2/2020)

Punya Potensi Luar Biasa, Ekspor Pertanian Sumut Menonjol

Jumat, 21 Februari 2020 | 12:39 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

MEDAN, GOSULSEL.COM — Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menghadiri akselerasi Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) Provinsi Sumatera Utara, Kamis (20/2/2020). Di sana, Mentan mendengar secara langsung data terbaru lalu lintas ekspor produk pertanian wilayah Sumatera Utara.

Hasilnya, Sumut tercatat mengalami kenaikan luar biasa sebesar 25 persen untuk periode 2018-2019. Kenaikan terjadi karena provinsi ini merupakan wilayah potensial dengan tanah subur yang menghasilkan sejumlah komoditas unggul siap ekspor.

pt-vale-indonesia

“Ini membuktikan bahwa Provinsi Sumut memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan sektor pertanian ke depan. Saya sampaikan kepada Gubernur Sumatera Utara dan seluruh jajaran dinas pertanian agar terus berkarya dan meningkatkan ekspor yang ada,” kata Syahrul saat melepas ekspor komoditas pertanian asal Sumatera Utara, Kamis (20/2/2020).

Sebagai catatan, Provinsi Sumut memiliki 28 komoditas unggul yang siap ekspor ke 28 negara. Potensi ini memiliki bobot volume hingga 4.058 ton, 373,6 meter kubik dan 42.500 pcs bibit hortikultura dengan nilai transaksi mencapai Rp79,6 miliar.

Adapun komoditas yang diekspor terdiri dari ampas sawit, cengkeh, eucalyptus sawn timber, PKE, karet lembaran lempengan, kayu karet, kulit kayu manis, kelapa parut, kemiri, lidi, minyak sawit, daun nipah, pinang biji, RBD Olein, minyak kelapa mentah dan kopi.

“Nilai ekspor paling besar mencapai 290,7 ton atau senilai Rp97,3 milyar, dengan berat total sebanyak 4.033 ton dan 223.902 meter kubik,” katanya.

Selain itu, ada juga komoditas buah durian pasta dan bibit tanaman hias yang mencapai 12,3 ton atau 42.500 pcs dengan nilai transaksi sebesar Rp1,2 miliar. Pada subsektor tanaman pangan, ubi jalar beku memiliki total volume 11,5 ton atau setara dengan Rp436,2 juta.

“Kemudian dari sektor peternakan yang terdiri dari lipan, sarang burung walet (SBW) dengan volume 1 ton senilai mencapai Rp1,2 miliar,” pungkasnya.(*)


BACA JUGA