Komunitas Sepeda Tua Makassar (Kostum) saat berkeliling kota, Senin (17/8/2020)

Sepeda Modern Menjamur, Komunitas Sepeda Tua Makassar Tetap Eksis

Selasa, 18 Agustus 2020 | 09:04 Wita - Editor: Andi Nita Purnama - Reporter: Agung Eka - Gosulsel.com

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Di tengah maraknya Sepeda Lipat, Komunitas Sepeda Tua Makassar (Kostum) justru tetap eksis. Mereka bahkan ikut merayakan HUT RI ke-75. Dengan sepeda tua dan kostum ala pejuang, anggota komunitas ini berkeliling Kota Daeng.

Para anggota komunitas sepeda tua Makassar ini berkumpul di Monumen Mandala. Kemudian, mereka memulai perjalanan berkeliling kota sekitar pukul 16.00 WITA, Senin (17/8/2020).

pt-vale-indonesia

“Merdeka, merdeka, merdeka!” teriakan ini terus bergema sepanjang perjalanan. Para warga juga ikut membalas dengan teriakan dan semangat yang sama.

Dari Monumen Mandala, para anggota komunitas ini mulai berkeliling dengan cara melintas di Jalan Sam Ratulangi, lalu ke Jalan Pajonga Daeng Ngalle, Jalan Gagak, Jalan Rajawali, kawasan Pantai Losari, ke Jalan Penghibur, dan Jalan Pasar Ikan. Hingga berakhir di Taman Macan.

Aura perjuangan memang tampak dari para anggota komunitas ini berkeliling. Sebab, mereka tak hanya memakai sepeda tua dan kostum ala pejuang. 

Helm perang dan senjata yang dipakai membuat aura perjuangan mengental. Perayaan HUT RI ini juga makin mantap dengan bendera merah putih yang berkibar di sepeda masing-masing.

Ketua Kostum, Daeng Oncel mengatakan rute pawai kali ini dikurangi. Mengingat saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19.

“Pada tahun-tahun sebelumnya kita juga ke makam pahlawan seperti di makam Pangeran Diponegoro kemudian Sultan Hasanuddin atau ke (Monumen) korban 40 ribu jiwa,” ucapnya saat ditemui pasca-berkeliling kota.

Sementara itu, Sekretaris Kostum, Daeng Nojeng mengatakan setiap tempat yang dikunjungi komunitasnya saat perayaan HUT RI ini memiliki cerita tersendiri soal perjuangan. Terkhusus cerita perjuangan di Makassar.

“Seperti Taman Macan, orang menganggap Taman Macan hanya untuk olahraga, padahal Macan ini adalah lambang perlawanan dan di bawah patung Macan banyak nama-nama pahlawan yang gugur memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia,” ungkap Daeng Nojeng.

Ia pun berharap hal ini dapat menjadi edukasi bagi masyarakat, khususnya bagi para anggota Kostum. Ia juga ingin Taman Macan dan tempat-tempat bersejarah lainnya di Makassar terus dipertahankan.

“Memang betul-betul taman ini harus dijaga, semoga saja tidak tergerus pembangunan, semoga Taman Macan ini tetap ada, terus mengajarkan bahwa dulu kita pernah berjuang,” tutupnya.(*)


BACA JUGA